Gempa 7,7 SR Disusul Tsunami Landa Donggala dan Palu, Presiden Himbau Masyarakat Tetap Tenang dan Waspada


JabarCeNNa.com, Kuningan - Gempa berkekuatan 7,5 SR yang disusul tsunami melanda Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah mengakibatkan sedikitnya 30 korban meninggal dunia dan ratusan lainya mengalami luka-luka serta ratusan bangunan rusak, Jumat, 28 September 2018.

"30 korban meninggal dunia di RSUD Palu, dan puluhan lainya mengalami luka-luja," kata Dirut RSUD Palu Adi Sujendra, Sabtu, 29 September 2018.

Di RSUD Poso, ratusan korban gempa memilih di raeat di luar rumah sakit, karena khawatir genpa susualan.

Gempa juga mengakibatkan listrik padam, sistim informasi terganggu, dan bandara Palu terganggu baik sistim navigasi maupun landasan pacunya.

Gempa mengakibatkan kota Donggala dan Palu yang gelap gulita, terisolir.

Presiden Joko Widodo menyatakan duka cita atas musibah yang melanda dan meminta warga Donggala dan Palu serta sekitarnya untuk tetap tenang namun tetap waspada akan gempa susulan.

"Saya dan kita semua mengucapkan duka cita atas terjadinya gempa dan tsunami di Donggala dan Palu dan di sekitarnya," kata Jokowi di kediamanya di Solo, Jawa Tengah, Jumat tengah malam, 28 September 2018.

Jokowi mengatakan pihaknya telah memerintahkan Menkopolhukam untuk mengordinasikan tindakan tanggap darurat.

"Saya telah perintahkan Menkopolhukam untuk mengoordinasikan BNPB dan yang lainya. Saya sudah telepon tadi ke panglima TNI untuk bersama-sama menangani, terutama yang berkaitan dengan penanganan darurat baik pencarian korban, evakuasi, dan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan," jelas Jokowi.

"Warga di Donggala, Palu dan sekitarnya saya himbau untuk tetap tenang namun tetap waspada atas gempa susulan," pesan Presiden.

Warga Kota Donggala dan Palu panik atas gempa yang kekuatanya mencapai 7,7 SR. Jika gempa berpusat di Donggala dan kekuatanya menghancurkan banyak bangunan, namun efek gempa yakni tsunami, lebih dahsyat menghantam Kota Palu.

Tim medis dari sejumlah instansi pemerintah sedang dalam perjalanan menuju Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Selain tim medis, sedang dikirimkan juga obat-obatan untuk para korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala.

"Kemenkes bergerak ke Palu bersama tim medis Dinas Kesehatan Sulbar dan Sulsel. Stock buffer obat di Makasar dan Manado digeser ke Palu dan Donggala," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui akun Twitter-nya, Sabtu (29/9).

Sutopo juga menjelaskan soal perkembangan para korban. Untuk mengantisipasi gempa susulan, para korban terpaksa harus dirawat di luar RS.

"Kondisi pasien dirawat di depan IGD Undata Palu pagi ini untuk mengantisipasi gempa susulan," ujar Sutopo.

Sutopo sendiri belum bisa memastikan berapa jumlah korban akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Saat ini BNPB masih terus melakukan pendataan.

TNI Bangun Posko dan Call Center

Dilain pihak TNI juga telah menerbangkan para prajuritnya yang terdiri dari para ahli medis yang membawa obat-obatan.

Tidak itu saja, TNI juga akan membuka call center bagi keluarga korban gempa dan tsunami Donggala dan Palu. Nantinya masyarakat dapat menggunakan call center untuk mengetahui kondisi keluarga di Donggala.

"Hari ini kita kordinasikan dengan danrem untuk segera membuka call center menampung pertanyaan dari keluarga yang mau mengetahui kondisi keluarga," ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dalam konpersnya, di lanud halim, Sabtu, 29 September 2018.

Selain itu, Hadi juga mengatakan akan membuka posko di dekat bandara untuk melayani berbagai pertanyaan. Menurutnya, informasi saat ini sangat penting bagi masyarakat. 

"Kita akan buka call center, Danrem akan membuka posko di dekat bandara, akan melayani pertanyaan dari masyarakat tentunya berkordinasi dengan stake holder lainnya. Informasi yang diperlukan bagi keluarga sangat penting, karena sarana komunikasi akses lumpuh," kata Hadi.


.tn