Tradisi Panjang Jimat di Petilasan Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Masih Dilestarikan

JabarCeNNa.com, Cirebon - Banyak tradisi digelar oleh warga Cirebon dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. seperti yang dilakukan warga Cirebon Girang Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon.

Mereka menggelar acara 'Panjang Jimat' yang rutin digelar setiap tahun, acara ini digelar di Petilasan Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang. Selasa 27 November 2018.

Mengulas sedikit sejarah dari penyebaran agama islam di Cirebon, Mbah Kuwu Sangkan Cirebon atau Raden Mas Walangsungsang ini adalah sulung dari Prabu Siliwangi dan Nyi Mas Subang Larang. 

Banyak orang yang masih mempercayai dengan keberadaan Mbah Kuwu Sangkan, meski bentuk fisik makamnya ada di beberapa tempat. Seperti di Gunung Sembung, Desa Astana yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Sunan Gunung Jati dan di Kampung Girang, Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Petilasannya bahkan sampai di tanah Dieng, Jawa Tengah.

Mbah Kuwu Sangkan ini konon masih sering mengembara. Mengunjungi tempat-tempat di mana dulunya ia pernah berdakwah dan mensyiarkan agama Allah. seperti halnya di daerah, Majalengka, Kuningan, Indramayu, Sumedang, Subang, Bogor, Banten, Garut, Karawang bahkan hingga ke Madura untuk mengunjungi Makam Mbah Kholil.

Pengembaraan Mbah Kuwu Sangkan juga dinilai cukup unik. Mbah Kuwu Sangkan seringkali menyamar menjadi orang biasa yang mengaku dirinya adalah seorang musafir.

Namun, orang yang mampu melihat sosok Mbah Kuwu Sangkan ini merasakan adanya ilmu yang tidak biasa berada dalam diri Mbah Kuwu Sangkan.

Seperti apa yang dikatakan Kuncen Keramat Talun H.Suja’i Abdullah bahwa "Orang-orang pintar (yang diberi kelebihan khusus) masih sering bertemu dengan Mbah Kuwu Sangkan Cirebon. Mereka menganggap jika Mbah Kuwu Sangkan Cirebon belum wafat. Beliau memang Manusia Turun Sanghyang yang katanya enggak akan wafat sampai hari kiamat," ujarnya

Panjang Jimat di Desa Cirebon Girang Kecamatan Talun sudah menjadi agenda tahunan setiap memperingati Maulid Nabi Muhamad SAW. Berdasarkan Keterangan acara panjang jimat punya makna untuk menghormati para leluhur di Desa Cirebon Girang.

"acara panjang jimat ini untuk mensyukuri nikmat Allah dan juga sebagai memperingati Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan melaksanakan tradisi budaya serta menghormati para leluhur maka acara ini akan terus di peringati  dan laksanakan" Ucap Kuncen Keramat Talun H.Suja’i Abdullah yang juga kordinator utama pelaksanaan panjang jimat tersebut.

ditambahkannya, selain sebagai ikon Desa Cirebon Girang ini juga adanya acara seperti ini juga guna mempromosikan atau memperkenalkan situs cagar budaya Makam Kramat Talun Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang ke seluruh warga Cirebon Jawa Barat dan umumnya seluruh warga indonesia. "ungkapnya

Acara tradisi panjang jimat dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal atau Maulud (tanggal 18-19 maulud) itu diisi dengan berbagai acara seperti arak-arakan yang dimulai dari makam Kramat Talun Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang menuju Balai Desa dan kembali ke titik awal di Makam Kramat Talun Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang, Arak-arakan benda pusaka Makam Kramat Talun Mbah Kuwu Sangkan dan acara Marhabanan yang diikuti oleh semua warga Desa Cirebon Girang dan Perwakilan dari keraton Cirebon. 

Dampak yang dirasa oleh Masyarakat

Dengan adanya acara tahunan 'panjang jimat' nyatanya berdampak pada perekonomian warga sekitar yang ikut mencari nafkah dengan berdagang atau berjualan. sehingga dengan banyaknya para pejiarah yang datang dari luar daerah, para pedagang bisa meraup omset yang cukup lumayan besar.

Salah satunya Bapak Yono pedagang di area wilayah sekitar Kramat Talun dirinya mengatakan "Alhamdulillah mas dengan adanya acara ini omset pendapatan dagangan saya meningkat 50 persen dari hari-hari biasanya" ucapnya kepada JabarCeNNa.com


.Abdul Salam