Tunggul Naibaho: Para Kandidat Gagal Membuat Pilbup Menarik dan Semarak.


JABARCENNA. COM, Kuningan- Partisipasi politik pada pilbup Kuningan yang hanya berada pada kisaran 60-70 persen seharusnya masih bisa digenjot jika saja para paslon mampu membangun kesemarakan suasana pilkada. 

"Membangun kesemarakan pilkada, tentu bukan hanya memasang baliho dan poster, tetapi yang substansi adalah menebar pemikiran dan gagasan, sehingga terjadi diskursus dan diskusi publik, mulai dari kantor sekretariat timses, LSM, warung kopi, hingga ke saung para petani, " kata Koordinator ANCaR (Aluansi Nasional Cendikiawan Akar Rumput), Tunggul Naibaho, Jumat, 29 Juni 2018.

Menurutnya, KPU selaku penyelenggara telah menjalankan tugasnya dengan baik dalam hal sosialisasi pilkada. Tetapi untuk membuat pilkada semarak atau ridak, menarik atau menjemukan itu menjadi bagianya para paslon dan Timsesnya. 

KPU hanya sekedar memberitahukan waktu dan tempat pertandingan, serta menyediakan tiket. 'Tetapi, apakah rakyat mau menonton atau tidak, itu semua tergantung kepada para paslon. Kalau kampanye datar-datar saja, dan hanya diisi silaturahmi ke silaturahmi, tentu saja rakyat malas datang ke TPS," ucap Tunggul.

Petinju saja, lanjut dia, yang bertanding memakai tinju, juga kerap menggunakan bacotnya, melakukan perang syaraf, agar karcis banyak terjual. "Masak ini, soal politik, soal mengelola kekuasan dan mengurus rakyat, sepi dari orasi dan narasi,", ketus Tunggul. 

Sepengetahuan saya, lanjut warga Desa Cipondok, Cibingbin ini, selama kampanye sama sekali tidak ada isu yang diangkat para paslon. "Boro-boro berpolemik diantara para kandidat, membincangkan satu isu pun, tidak pernah," tandasnya. 

Jadi, bagi para pemilih cerdas dan juga yang sudah apatis, kata alumnus FHUI ini, tidak ada alasan yang mendorong mereka untuk datang ke TPS. "Jadi menurut saya ini hanyalah sebuah perjudian dengan jumlah taruhan yang lumayan besar, dimana sang petahana yang mengicok dan membagi kartu. Dan ketika permainan usai, sang penantang yang kalah berteriak, curang, curang," kata Tunggul berilustrasi.

.iy