Nunggak Pembayaran, Pembangunan RPS di SMKN 1 Kandanghaur Dihentikan

JabarCeNNa.com, Indramayu -- Pembangunan Ruang RPS di SMKN 1 Kandanghaur Indramayu diduga mangkrak. Pembangunan tersebut dilaksanakan oleh pihak ketiga atau pemborong namun sesuai informasi yang didapat, berhentinya proyek pembangunan RPS tersebut dikarenakan pihak pemborong merasa kecewa oleh pihak sekolah. 


Dikatakan Sanija selaku pemborong proyek RPS, saya telah melaksanakan pekerjaan RPS tersebut selama tujuh minggu dan itu dilaksanakan dari tanggal 15 Oktober 2018. Pekerjaan proyek RPS tersebut menelan anggaran sebesar Rp234 juta anggaran yang dikeluarkan oleh saya untuk pembelian barang material dan biaya pegawai. Namun pihak sekolah hanya bisa membayar sebesar Rp113,5 juta itu pun di cicil,"ungkap Sanija, Senin, 29 April 2019 

Merasa dirugikan pihak sanija pun tidak melanjutkan pekerjaan tersebut karena pihak sekolah belum bisa melunasi anggaran yang telah dikeluarkan oleh pihak pemborong.

"Pekerjaan tersebut saya kerjakan hampir 65 persen, dan selagi pihak sekolah belum bisa melunasi atau membayar kekurangan anggaran tersebut maka terpaksa pekerjaan RPS tersebut dihentikan."ucapnya
Kondisi Pembangunan Proyek RPS SMKN 1 Kandanghaur yang tidak dilanjutkan. ist
Ditempat terpisah dikatakan Kepala Sekolah SMKN 1 Kandanghaur, Agus Komara saat dikonfirmasi diruang kerjaanya mengatakan "saya sudah memenuhi semuanya bahkaan dengan nilai anggaran sebesar Rp180 juta"ucap Agus

Agus pun kembali meluapkan kekecewaan terhadap pemborong. "pak sanija atau pak ijah itu meninggalkan pekerjaan begitu saja" sergah Agus

Saat dimintai keterangan sejauh mana pembayaran bondex terakhir Agus pun mengakui dirinya tidak membayar. hal tersebut dikarenakan dirinya merasa kecewa dengan pekerjaan yang di tinggalkan begitu saja.

Berbeda dengan Sugiyanto selaku bendahara sekolah, dirinya mengatakan untuk anggaran pada kegiatan pembangunan Ruang Praktik Siswa (RPS) yang dikeluarkan oleh pihak sekolah kepada Bapak Ijah senilai Rp113,5 juta secara tertulis, "ungkapnya

Dengan adanya permasalahan tersebut, pihak pemborong meminta kejelasan dari pihak sekolah terkait anggaran yang ada pasalnya pihak pemborong merasa di permainkan oleh pihak kepala sekolah seperti di ketahui bahwa untuk anggaran pembangunan RPS tersebut totalnya mencapai Rp360 juta dan pihak pemborong meminta hasil dari apa yang telah di kerjakannya agar bisa di bayar sesuai dengan nota pengeluaran yang ada.

.irwan