Dalam Forum Disdik Dan polres Banjar Bahas Situasi Fenomena Kenakalan Remaja Disdik


BANJAR | JABARCENNA.COM,- Wakil Wali Kota Banjar mengatakan, ini langkah sigap kita melihat fenomena yang ada berkenaan kenakalan remaja yang menurut kita diluar batas normal.

Makanya kami Pemerintah Kota Banjar melalui Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Polres Banjar melaksanakan Forum ini. Jadi ini adalah pertemuan bersama antara Kepala Sekolah se-Kota Banjar Banjar dengan Kapolres dan Dinas Pendidikan dan kebudayaan.

Intinya kami membahas situasi fenomena kenakalan remaja yang disinyalir dan dianggap oleh kita bersama sudah melampaui batas. Kita tadi diskusi bagaimana solusi solusinya.

Tidak bisa ini dibebankan oleh Dinas Pendidikan saja, tidak bisa saja oleh Kepala Sekolah saja, tetapi menjadi tanggungjawab bersama.


Siapa dan berfungsi dimana.

Kalau pada jam sekolah, itu bertanggungjawab penuh kepala sekolah dan lingkungan sekolah. Ketika sudah selesai sekolah itu semua jadi tanggungjawab orang tua. Jangan semua seolah-olah ini tanggungjawab sekolah.

Jadi dimana peran orang tua, dimana peran sekolah, dimana peran Dinas Pendidikan dan dimana Peran Pemerintah Kota Banjar dan dimana juga peran Polres Banjar.

Lingkungan sekolah, keluarga atau orang tuanya, lingkungan masyarakat dan individunya itu sendiri. Generasi muda itu puber, dari masa anak anak menuju remaja, mereka belum tahu sebab akibat, baru tahu sebab aja. Baru tahun 50 persen, akibat dari yang diperbuat dia tidak tahu karena selama ini tidak ada sanksi yang tegas untuk dengan perilaku seperti itu mengakibatkan dia akan kehilangan masa depan karena harus melalui proses hukum.

Itu yang belum diketahui oleh mereka, jadi mereka hanya tahu sebab. Ketika sudah ditangkap menangis dan minta untuk dibebaskan.

Ini ada fenomena yang harus kita ukur. Satu sisi sayang masa depannya harus hancur, satu sisi sebagai efek jera dianggap biasa biasa saja ini akan berbahaya.

Pertama bahwa kita harus menanamkan nilai nilai baik sejak dini. Sudah dilaksanakan oleh Dinas dan sekolah.

Kedua mereka mengetahui bagaimana konsekuensi. Karena konsekuensi dari perbuatannya selalu tidak tergambarkan ke mereka generasi muda. Lah cukup nanti tanda tangan.

Keterbukaan koordinasi antara anak dan orang tua, antara anak dan guru. Bukan anaknya dibikin takut tapi dibikin terbuka ada maslaah apa dan lainnya.

Keempat, diarahkannya ke hal hal positif.

Kelima pergaulan diluar rumah dan sekolah itu tanggungjawabnya harus diketahui.

Langkah Kapolres Banjar merespon dan harus duduk bersama dengan para sekolah dan orang tua karena fenomena ini harus menjadi tanggungjawab bersama kita./TM