JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JABARCENNA.COM | Kuningan - Program Bus Wisata yang diluncurkan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada 23 Desember 2018 lalu. Setelah tahap pertama, sebanyak 13 bus wisata dihibahkan, dimana Kabupaten Kuningan ada di dalamnya mendapatkan 1 unit bus wisata. Bus Wisata ini merupakan salah satu program unggulan dari Gubernur Jawa Barat , dalam upaya memudahkan wisatawan mengakses destinasi wisata sekaligus mendongkrak sektor pariwisata Jabar.

Bus ini ditujukan bukan sebagai bis jarak jauh, hadirnya bus wisata ini bertujuan agar wisatawan mudah menjangkau titik-titik wisata di Kabupaten/Kota. Secara semangat dan pesan moral, bahwa sebetulnya banyak yang bisa dilakukan di daerah masing-masing menggunakan Bus Wisata ini.

Kini untuk kali kedua Pemerintah Kabupaten Kuningan mendapatkan kembali, Bus Single Decker ini. Dimana Bus ini telah menjadi daya tarik tersendiri di jalanan. Bentuk dan nama dari bus ini pun memiliki keunikan sesuai kekhasan daerah masing-masing. Di Kabupaten Kuningan Bus Wisata ini dinamai Bus Kemuning. Bus ini diterima Bupati Kuningan pada saat setelah apel pagi di Halaman Setda Kabupaten Kuningan, Senin (09/03/2020).

Dalam keterangannya Bupati Kuningan H. Acep Purnama, SH., MH mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jabar atas bantuan bus wisata untuk Pemerintah Kabupaten Kuningan. Bus Kemuning merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang direalisasikan melalui APBD Provinsi Jawa Barat pada Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat tahun 2019. Kemuning itu sendiri merupakan singkatan dari “Keliling Wisata Mutar Kota Kuningan”.

Mobil Bus Kemuning ini diperuntukkan sebagai mobil bus wisata keliling kota atau keliling ke objek-objek wisata. Dengan adanya mobil bus wisata ini, diharapkan dapat mendorong perkembangan sektor pariwisata di daerah termasuk di Kabupaten Kuningan. Yang pada akhirnya dapat menunjang pencapaian Visi “Jabar Juara”.

Di Kabupaten Kuningan sektor pariwisata merupakan salah satu unggulan dalam pembangunan. Sebagai salah satu unggulan maka pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan harus diupayakan semaksimal mungkin dengan memberdayakan segala potensi yang ada secara optimal.

Dengan adanya mobil bus wisata kota ini, secara otomatis akan memberikan pengaruh yang sangat positif dalam menunjang pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Kuningan, karena akan mampu meningkatkan minat wisata masyarakat.

Lebih lanjut Bupati manjelaskan, pada tahun 2019 yang Kabupaten Kuningan juga mendapat mobil bus kemuning melalui Dana CSR dari Bank BJB ke DPC Organda Kabupaten. Yang saat ini mobil bus kemuning tersebut telah beroperasi melayani wisata kota di Kabupaten Kuningan. Dengan penambahan mobil bus wisata ini diharapkan, akan semakin menunjang pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Kuningan dan Jawa Barat secara umum.

.Suradi/hms

JABARCENNA.COM | Kuningan - Sebagai organisasi yang dekat dengan masyarakat, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Barat menyatakan siap berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Itu perlu dilakukan guna menyukseskan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana) milik Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Hal tersebut disampaikan Ketua TP PKK Provinsi Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil usai memberikan arahan dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) BKKBN Jabar, di Grand Aquila Hotel Jalan Dr Djunjunan, Kota Bandung, Kamis (5/3/2020). Tampak Hadir Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan, Hj. Ika Acep Purnama, beberapa Dinas Terkait dari Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat. Rakerda sendiri dilaksanakan selama dua hari 5-6 Maret 2020.

Atalia mengungkapkan, Banggakencana merupakan langkah strategis untuk merangkul target sasaran, utamanya generasi milenial terkait pentingnya pengendalian penduduk dan program KB. Terlebih, kata dia, diprediksi pada Sensus Penduduk 2020 Online jumlah penduduk Jabar tahun ini menembus 50 juta jiwa dan itu merupakan tantangan tersendiri.

“Saya bangga dengan BKKBN Jawa Barat khususnya, termasuk juga Nasional, karena mereka menghadirkan sentuhan-sentuhan langsung pada target sasaran dengan inovasi. Jadi muncul nama baru Banggakencana itu juga saya kira satu langkah yang sangat strategis sekali bagaimana kemudian masyarakat lebih mendekatkan diri kepada program-program BKKBN ini,”terang Atalia.

“Kami PKK yang paling dekat dengan warga, sehingga program dari BKKBN atau terkait dengan pengendalian penduduk dan keluarga berencana ini yang paling dekat adalah melalui kami di posyandu dan juga dasawisma. Oleh karenanya, kami siap untuk bekerja sama dengan pemerintah, selama ini juga sudah sangat baik dengan kegiatan kesrak PKK KKBPK dan mungkin sekarang ada perubahan nama, tapi itu sudah kami lakukan secara bertahun-tahun sampai hari ini,” paparnya.

Menurut Atalia, prediksi penduduk Jabar capai 50 juta di tahun ini merupakan tantangan yang memerlukan dukungan semua pihak, karena pengendalian yang tidak maksimal dapat melahirkan dampak negatif jangka panjang, seperti kemiskinan, pengangguran, hingga penurunan kualitas kesehatan dan lingkungan.

“Jawa Barat ini diprediksi tahun ini mencapai 50 juta penduduk, mereka rata-rata kelahirannya juga tinggi, sehingga saya kira ini tugas untuk kita semua, karena ketika pengendalian terkait dengan penduduk ini tidak bisa dilakukan secara maksimal maka akan banyak sekali dampaknya, mulai dari kemiskinan, pengangguran, kualitas kesehatan lingkungan, dan ini dampaknya luar biasa,” ujar Atalia.

Untuk itu Atalia berharap program kolaboratif ini akan terus berkembang guna memudahkan BKKBN dalam menjangkau target sasaran dan mencakup isu-isu strategis kependudukan, sehingga visi masyarakat yang sehat dan sejahtera dapat digapai.

“Mudah-mudahan kolaborasi ini bisa terus berkembang, bisa terus langsung menohok kepada sasaran. Mudah-mudahan target, khususnya untuk masyarakat yang sehat sejahtera dan juga berkualitas bisa terlaksana,” harapnya.

Kepala BKKBN Kantor Perwakilan Jabar Kusmana mengatakan bahwa Banggakencana merupakan program yang ditujukan untuk menyasar generasi milenial. Karenanya, program ini menjadi penting karena sekitar 25 persen penduduk Jabar termasuk pada target program Banggakencana.

Selain itu, Kusmana juga menekankan pentingnya program ini untuk didukung oleh berbagai pihak, mengingat jumlah 50 juta penduduk terbilang sangat besar, bahkan berpotensi berlipat hingga 75 juta penduduk pada tahun-tahun mendatang.

“Saat ini generasi remaja, di Jawa Barat khususnya, hampir 25 persen penduduknya remaja, mereka konotasinya tidak lagi bisa menerima bahasa-bahasa yang lama. Kita harus mendidik mereka sesuai dengan zamannya. Itu sebab mengapa BKKBN mencoba untuk me-rebranding pesan dengan sasaran milenial,” kata Kusmana.

“50 juta itu bukan jumlah yang sedikit. Dalam 50 juta itu remajanya ada 12,5 juta. Kalau remaja ini menikah, punya anak 2 saja, berarti akan lahir 25 juta lagi penduduk yang akan datang, bertambah lagi menjadi 75 juta. Belum yang lansia, beliau-beliau orang tua kita kan mesti dirawat juga, tidak boleh kita telantarkan. Sebab itu program ini menurut saya ini penting untuk mendapatkan perhatian dan dukungan,”pungkasnya.

.Anggah/hms

JABARCENNA.COM |Sukabumi : Ketua Umum Srikandi Demokrasi Indonesia Sukmadewi Djakse, SH, berikan pernyataan dalam acara HUT Srikandi Demokrasi Indonesia yang ke-17 yang digelar di Kecamatan Lembur Situ Kota Sukabumi, Sabtu (7/3/2020)

Acara yang dihadiri para anggota dewan dari partai PDIP dan Ketua Disabilitas dan anggota Srikandi Demokrasi tersebut membahas tentang memperjuangkan hak-hak perempuan.

Dalam pernyataannya, Sukmadewi mengungkapkan, Perempuan harus mendapat akses pekerjaan dan kesehatan, berpendidikan tinggi, terlindungi dari kekerasan serta mewarnai politik!!!

Menjelang 75 tahun usia republik ini, Masih berlangsung praktek ketidakadilan terhadap perempuan.

Ketidakadilan dibidang ekonomi, sosial, dan politik. Berdasarkan data BPS tahun 2019, Jumlah orang miskin sebayak 24,79 juta jiwa dengan sebaran di pedesaan sebayak 14,93 juta jiwa dan di perkotaan 9,86 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk perempuan yang tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa kemiskinan perempuan masih dominan.

Jumlah perempuan yang bekerja sebagai TKW masih tetap tinggi, Sementara akses kerja perempuan diranah publik dalam negeri prosentasenya masih kecil dibanding laki-laki.

Akses perempuan terhadap kesehatan juga masih rendah. Hal ini dapat dilihat dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Pada tahun 2018/2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi, Yakni 305 per 1000 kelahiran hidup. Kita juga menjadi saksi bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak masih terus berlangsung baik didalam rumah maupun diruang publik.

Tiga puluh persen perempuan dipencalegan dan partai politik masih berjalan lamban, Pelaksanaan masih bersifat formalitas.

Kualitas pendidikan dan kedudukan perempuan dalam politik masih terhambat dengan praktek patriarkhal.

Melihat kondisi perempuan yang masih memprihatinkan, maka perempuan yang memiliki kesadaran dan posisi ekonomi yang sudah baik harus secara bersama-sama memperjuangkan kehidupan perempuan agar menjadi lebih baik dan bermartabat.

Oleh karena itu, dalam rangka memperingati hari perempuan sedunia dan HUT Srikandi Demokrasi Indonesia yang ke-17, maka kami menjadikan momentum ini sebagai konsolidasi sekaligus peryataan sikap kepada pemerintah dan seluruh pihak terkait untuk lebih serius memperjuangkan hak-hak perempuan, dan membuka akses perempuan diberbagai bidang dan menyerukan Penolakan Terhadap RUU Ketahanan Keluarga dan RUU Cipta Kerja. Demikan pernyataan Ketua Umum Srikandi Demokrasi Indonesia.


.Suhendi/Sri Nenkli

JABARCENNA.COM | Sukabumi : Anggota DPR/MPR RI, Fraksi PDI Perjuangan daerah pemilihan (dapil ) Jabar IV, Dr. Ribka Tjiptaning, P. AAK melakukan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan berupa Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika ke warga masyarakat di Lembur situ, Kota Sukabumi, Sabtu (7/3/2020).

Sosialisasi itu disampaikan dihadapan ratusan peserta Srikandi Demokrasi Indonesia.

Dalam pemaparannya, Ribka memberikan pemahaman yang mendalam tentang Pancasila.

"apa arti itu Pancasila sebenarnya, Jangan hanya berteori, kalau untuk Pancasila itu orang-orang sudah hafal lah pasti. Tapi bagaimana mengimplementasikan apa sila-sila itu, sila kelima, sila kedua" tanya Ribka

Ketika ada bayi disandra di Rumah Sakit dan ketika ada rakyat miskin ditolak dari Rumah Sakit apakah itu sesuai Dengan Pancasila sila ke-5, Itulah yang harus dimaknai sebetulnya. Dan untuk sekarang lagi isu Corona, itu menggelisahkan semua Rakyat, Padahal kita ini Indonesia sudah dikaruniai tempat atau Geografi yang sangat luar biasa dari Tuhan, Kita juga dianugerahi semua tanaman ada, ungkapnya

Ribka pun menceritakan temuan sang profesor Haeru yang menemukan Anti Virus dari kurkuma yang ada di jahe dan kencur.

Dari dulu flu burung juga sampai selesai isunya tidak ditemukan, sekarang CORONA juga begitu. hanya memang, tetap dijaga imunitas kita dengan makan sayur, makan buah-buahan dan jaga kesehatan, tuturnya



Dalam kesempatan tersebut dilakukannya pula pernyataan sikap dari Srikandi Demokrasi Indonesia dalam menyambut Hari Perempuan Sedunia pada tanggal 8 Maret 2020


Suhendi/Sri Nenkli
Diberdayakan oleh Blogger.