Demi Memenuhi Kebutuhan, Tinah Rela Memungut Rezeki dari Tumpukan Sampah di TPSA Ciniru

Tinah (45) warga Ciniru saat ditemui disela-sela kesehariannya.Ist
JabarCeNNa.com, Kuningan -- Demi membiayai anak sekolah dan memenuhi biaya hidup keluarganya warga mengais tumpukan sampah untuk memungut barang bekas di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Ciniru Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan.


Sejumlah warga memulung barang bekas di tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) Ciniru Desa Ciniru Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan. Setiap hari ada puluhan warga yang tinggal disekitar TPA yang mengais tumpukan sampah rumah tangga yang dibawa menggunakan mobil sampah dari sampah warga Kabupaten Kuningan untuk membiayai anak-anaknya sekolah.

Barang bekas yang dicari berupa aqua bekas, kaleng dan barang lainnya yang bisa di jual ke agen dalam setiap harinya. Barang bekas tersebut setelah dicari lalu dikumpulkan dan dibersihkan agar harga jualnya lebih tinggi. 

Para pemulung sedang mencari barang bekas di TPSA Ciniru Kec. Jalaksana 
Seorang warga setempat ibu Tinah (45) yang telah memulung selama 3 tahun mengaku mencari barang bekas adalah satu-satunya mata pencahariannya untuk membiayai 3 orang anak. Dari hasil menjual barang bekas setiap harinya dia meraup keuntungan sekitar Rp.80 ribu tergantung banyak tidaknya barang bekas yang didapatnya.

"setiap hari saya kesini pak, saya berangkat dari rumah dari jam 08.00 pagi sampai sore, ini juga untuk menghidupi keluarga dan anak agar bisa tetap sekolah, kalau suami saya kerja sebagai kuli bangunan."ucap Tinah kepada jabarcenna.com Kamis, 16 Mei 2019.

Tiga tahun sudah Tinah bergelut dengan sampah. Perempuan berusia 45 tahun itu memilih menjadi pemulung karena mengaku tidak memiliki keahlian lain.

Ibu tiga anak ini menuturkan, bahwa dari hasil sampah yang dipungut di tempat pembuangan sampah akhir ciniru tersebut, dirinya mampu menafkahi serta membiayai ketiga anaknya bersekolah. 

"Setiap dua hari sekali kalo penghasilan dari hasil memungut sampah sih lumayan lah pak, kadang 80 ribu kadang bisa lebih itupun tergantung dari banyak tidaknya sampah yang bisa di ambil. Dan kalau sudah terkumpul baru di jual ke agen dan uangnya di pakai untuk tambah-tambah biaya hidup dan membiayai anak sekolah," tuturnya.

Ketika ditanya apakah ada usaha atau kegiatan lain selain memungut sampah? Dirinya menjawab tidak ada pak. mau gimana lagi pak ini sudah menjadi mata pencaharian saya setiap harinya"ucap Tinah

Untuk menjaga kondisi kesehatan agar bisa terus mengais rejeki di atas tumpukan sampah, Tinah setiap bulannya selalu ke Puskesmas untuk mengecek kesehatan karena tidak di pungkiri kondisi yang ada di tempat pembuangan sampah tersebut boleh dibilang bau dan kotor. 

"karena disini tempatnya pembuangan sampah otomatis bau dan kotor pak, jadi setiap bulan saya kontrol pak ke puskesmas untuk mengecek kesehatan."demikian dikatakan Tinah.


.Iwn