Buntut Viral Terkait Pungutan Parkir di Kegiatan Porpemda, Warga Jalaksana Datangi Camat


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Pekan Olahraga Pemerintah Daerah (Porpemda) Jawa Barat ke-XV secara resmi dibuka Minggu Malam, 26 Nopember 2023, di Stadion Mashud Kuningan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Dito Ariotedjo.

Dalam pelaksanaannya kegiatan yang digelar di beberapa tempat pertandingan tersebut berjalan lancar. Namun baru-baru ini muncul kegaduhan di lokasi kegiatan pelaksanaan pertandingan seperti halnya di cabang olahraga VolleyBall yang dilaksanakan di lapang volly samudra Desa Jalaksana.

Tepatnya Minggu sore sekitar jam 15.00 wib, warga dusun dua desa jalaksana di kagetkan dengan viralnya gambar retribusi parkir dalam kegiatan Porpemda yang menyebar di media sosial (Instagram) tersebut. Alhasil atas ketidakterimaan warga atas apa yang telah dilakukan sebelumnya warga pun berbondong-bondong mendatangi pihak kecamatan jalaksana. Guna mempertanyakan permasalahan tersebut. Disisi lain warga pun merasa tersudutkan karena sebelumnya warga pun telah banyak membantu dalam proses pelaksanaannya.

Beberapa wargapun mendatangi langsung pihak Kecamatan pada hari Selasa (28/11/2023) pagi guna mempertanyakan kejelasan dari tiket parkir yang sempat menjadi Blunder tersebut. Dan wargapun diterima langsung oleh pihak kecamatan melalui Sekertaris Kecamatan, Sutisna. Namun dalam proses dialog tidak menemui titik temu mengingat pihak camat terutama pak camat Subagja selaku manajer voli ball di wilayah jalaksana tidak hadir karena sedang ada rapat diluar kantor.

Dalam dialog yang diterima langsung oleh Sekmat Jalaksana ini, pihak warga menyampaikan ketidakterimaan atas apa yang menjadi permasalahan dilapangan.

Disampaikan Maman selaku pengelola lapang Volly Ball Samudra Jalaksana, "kami merasa tersudutkan pak kalau seperti ini dan alhasil, warga pun merasa keberatan karena sebelumnya saya bersama rekan-rekan dilapangan membantu kegiatan Porpemda 2023 di cabang olahraga VolleyBall yang digelar di Desa Jalaksana ini, dan untuk diketahui pak, kita disini telah banyak membantu dari awal untuk kegiatan tersebut, baik dari persiapan kebutuhan kursi, papan score, sound portabel, kaos tim Libero, ruang ganti, tempat istirahat, dan kita rasa kita telah memberikan yang terbaik. Bahkan untuk minum wasit pun kita yang sediakan pak. Kalau seperti ini kita bisa lihat fakta di lapangannya, itu semua nampak terlihat tidak ada persiapan yang serius", keluh Maman yang disampaikan langsung ke pak Sekmat didampingi pihak Kepolisian darah Jalaksana tersebut.

"Jadi disini kita hanya ingin tahu pada akhirnya, sebenarnya kegiatan Porpemda ini ada tidak anggaran untuk pelaksanaan kegiatan volly ball ? karena kita dilapangan merasakan betul kebutuhan untuk kegiatan tersebut, bahkan kita yang support demi berjalannya kegiatan yang bisa mengangkat nama baik Kuningan ini, nah!kalau apa yang sudah kita lakukan seperti itu dan pada akhirnya kita kecewa, lantas bagaimana apresiasi dari pihak panitia? Sampai kegiatan berakhir pun tidak ada ucapan terimakasih kepada kami, dan dilapangan pun masih berantakan, sejatinya setelah kegiatan berlangsung yang kita harapkan adalah semuanya bisa selesai sesuai apa yang diharapkan, jangan sampai seperti kursi saja itu masih berantakan di lapang sampai hari ini", sergahnya

Lanjutnya, kuncinya kita disini merasa tidak dihargai dan merasa tidak terima dengan viralnya pungutan parkir sebesar 5 ribu yang dilakukan kepada pengendara ambulan dari luar kota tersebut, itupun kita sebelumnya tidak akan pungut parkir, karena sebelumnya rekan-rekan dilapangan juga melihat ambulan tersebut terus bolak-balik membawa peserta dan logistik secara spontanitas petugas parkir pun memungut parkir hanya satu kali. "Nah, dengan kejadian tersebut kita merasa hal ini yang menjadi beban dan terpojokkan. Sebelumnya kan sudah kita sampaikan tadi kenapa alasan kita ingin mempertanyakan kegiatan ini lebih lanjut. Dan kita ingin bertemu langsung dengan pak Camat, pintanya

Sampai dengan berita ini muncul belum menemui titik temu dalam menyelesaikan permasalahan tersebut mengingat warga bersikukuh ingin menemui langsung dengan Camat, namun pihak kedua yaitu Sekmat sudah mencoba menghubungi atasan untuk menyampaikan kembali keinginan warga tersebut. Namun dalam akhir dari dialog tersebut, warga pun memberikan kesempatan kepada pihak camat sampai dengan waktu yang ditentukan. Apabila camat tidak bisa menemui pihak warga maka warga pun akan melakukan gerakan selanjutnya.


(Iwan)