JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

Bupati Kuningan beserta jajaran 
JABARCENNA.COM | KUNINGAN - Pasca penerapan lockdown di Desa Cikaso selama lima hari lantaran ada kasus positif virus corona, kini Bupati Kuningan nyatakan Desa Cikaso Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan sudah sehat dan steril. 

Bupati Kuningan, Acep Purnama menyampaikan hal tersebut di depan masyarakat Desa Cikaso dengan didampingi Stap Ahli, Camat Kramatmulya, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan, Kepala Desa, Tokoh-tokoh Masyarakat dan Karang Taruna. 

Dikatakan Bupati, Saat ini saya ingin menyampaikan kepada khalayak bahwa Desa Cikaso sudah sehat, Desa Cikaso tidak terjadi apa-apa di Desa Cikaso sudah steril, 'Ucap Acep Purnama, Minggu (31/5/2020) di depan balai Desa Cikaso. 

Oleh karenanya lanjut Acep, "dengan sudah sehatnya dan sterilnya Desa Cikaso, tidak ada yang mendikotomikan, atau yang mendiskriminasikan kepada siapapun juga" kata Acep 

Kepada perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan warga cikaso tolong terima kembali dan mempekerjakan kembali, aktivitas masyarakat desa cikaso harus optimis bahwa tidak ada diskriminasi diantara kita, tuturnya 

Kepada Desa-desa tetangga, kepada Desa seluruh Kabupaten Kuningan tolong, bahwa Desa Cikaso sudah dalam keadaan normal. Demikian dikatakan Acep Purnama. 

Sebelumnya, sebagaimana diberitakan, sebanyak 12 warga Desa Cikaso dinyatakan reaktif Covid-19 usai menjalani rapid test. Hal ini diperkuat dengan adanya surat pemberitahuan terhadap masyarakat desa setempat, atas penerapan lockdown hingga tanggal 19 Mei 2020.

Bahkan titik perbatasan antar desa dilakukan penutupan permanen menggunakan kayu maupun bambu yang terikat kuat sehingga tidak bisa dilalui kendaraan. Dampaknya, akses masuk desa hanya melalui satu pintu di tugu selamat datang Desa Cikaso. 

Penjagaan di akses masuk cukup ketat, tak sedikit mobil yang ingin melintas terpaksa memutar balik. Begitu pun pengendara motor, jika betul-tidak berkepentingan mendesak maka diarahkan untuk memutar balik. Tentunya hal ini diterapkan sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 agar tidak meluas. 

Namun tidak hanya itu dampak diterapkan lokcdown atau karantina di Desa Cikaso, masyarakat desa cikaso merasakan stigma negatif, sehingga kehidupan sosial merasa terganggu dan kurang harmonis antar warga bahkan antar desa serta secara luas sehingga tidak sedikit warga cikaso yang dirumahkan dari pekerjaannya. 


.Iwan

Pelaksanaan rapid test di beberapa tempat
JABARCENNA.COM | KUNINGAN - Pemerintah Kabupaten Kuningan gelar  rapid test massal. Pelaksanaan rapid test tersebut dilaksanakan di beberapa titik di Kabupaten Kuningan, seperti di Pasar Baru Kuningan, Pasar Kepuh Kuningan dan Komplek Pertokoan Siliwangi tepatnya depan Kantor POS Kuningan.

Hal tersebut dilakukan guna memastikan kesehatan masyarakat kuningan dalam menghadapi masa PSBB transisi menuju New Normal

Bupati Kuningan H. Acep Purnama, SH., MH mengatakan "Saya kira ini sebuah transisi, tapi untuk menghadapi transisi ini, perlu untuk mengantisipasi langkah-langkah agar ada kepastian". Ucapnya, Sabtu (30/5/2020)

Lanjutnya, Hari ini kita lakukan 1000 rapid tes di semua wilayah Kuningan, sehingga kami bisa anggap sample yang bisa merata, selanjutnya nanti kedepan barangkali saya pun akan melakukan 1000 swab, untuk menentukan langkah-langkah apakah Kuningan dengan sample seperti ini bisa di gambar kan sebuah zona yang bisa aman, bisa di naikan hari ini biru menjadi hijau. Dan sesuai dengan pesan Pa Gubernur, jangan hari ini biru besok turun" tandasnya

Dipilihnya lokasi Pasar dan beberapa Pusat Pertokoan menurut bupati, dikarenakan pasar merupakan pusat pertemuan pendatang/orang-orang dari seluruh penjuru, "Insya allah ini menjadi sample kewilayahan, hari ini selain pasar kepuh ada juga pasar baru, pasar barat", Mungkin besok akan dilaksanakan di Luragung sampai Cibingbin, Ciawi keselatannya Darma, Kadugede, kemudian Cilimus, Kramatmulya dll" ucap Acep

Kapolres Kuningan turut hadir mendampingi Bupati dalam kegiatan monitoring pelaksanaan rapid test covid. Hal serupa juga dilakukan Wakil Bupati Kuningan H. M Ridho Suganda di Pasar Baru Kuningan, yang didampingi oleh Kepala Kopdagperin Kuningan dan Kalak BPBD Kuningan. Kemudian di titik lain di Komplek Pertokoan Siliwangi Kuningan, monitoring dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar,M. Si bersama Dandim 0615 Kuningan.

Dalam kegiatan monitoring tersebut sekaligus mengedukasi masyarakat agar tetap melakukan pola hidup bersih dan menerapkan protokol kesehatan covid-19(memakai masker, cuci tangan dengan sabun, menjaga jarak aman, tidak berkerumun dll), diharapakan menjadi suatu kebiasaan yang harus diterapkan dengan disiplin . Bagi masyarakat yang terlihat tidak memakai masker, diingatkan dan diberikan pula masker untuk digunakan.


.DEDI J

Ketua DPC PKB Kuningan Ujang Kosasih
JABARCENNA.COM | KUNINGAN - Dalam melaksanakan kebijakan New Normal (kenormalan baru) Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan diminta untuk memperhatikan nasib Pondok Pesantren.

Hal tersebut diungkapkan Ketua DPC PKB Kuningan Ujang Kosasih, saat memberikan keterangan persnya, Kamis (28/5/2020).

Ia meminta Pemerintah Daerah untuk memperhatikan nasib pondok pesantren (ponpes). Sebab kebijakan kenormalan baru yang bakal diterapkan, berdampak terhadap keberlangsungan pendidikan di lingkungan ponpes.

“Kami minta kepada pemerintah daerah agar penerapan new normal ini dipersiapkan secara matang. Termasuk persiapan di pondok pesantren yang di dalamnya dengan fasilitas dan keterbatasan yang ada,” kata Ujang 

Dirinya menekankan agar pemda dapat mengalokasikan anggaran khusus bagi ponpes terkait persiapan menghadapi kebijakan new normal. Sebab banyak yang bakal kewalahan jika fasilitas penunjang protokol kesehatan Covid-19 tidak tersedia di masing-masing ponpes.

“Kita tahu bahwa pondok pesantren di Kabupaten Kuningan sangat banyak, kurang lebih 250 ponpes yang di bawah koordinasi Nahdlatul Ulama dan yang sudah berizin operasional dari Kementerian Agama sudah mencapai 175 lebih ponpes. Nah ini perlu disentuh oleh pemerintah daerah dalam menghadapi new normal,” tandasnya.

Jika new normal diterapkan, maka ponpes menyiapkan segala fasilitas penunjang untuk menjalankan protokol kesehatan Covid-19. Di sisi lain, fasilitas yang dimiliki ponpes selama ini masih banyak kekurangan.

Semua ponpes dengan keterbatasan yang ada saat menghadapi new normal, maka pengelola pondok harus menyediakan alat cuci tangan hingga masker bagi seluruh santrinya.

“Karena dalam kebijakan new normal ini, cuci tangan harus menjadi budaya, harus selalu pakai masker. Pertanyaannya, sudahkan pemda mempersiapkan hal itu khususnya bagi ponpes yang akan menghadapi new normal,” tanya Ujang yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kuningan tersebut.

Sekali lagi, Ujang menekankan pemda untuk betul-betul memperhatikan semua ponpes agar memiliki fasilitas penunjang, dalam rangka menghadapi new normal dengan protokol kesehatan Covid-19. Sehingga ada anggaran khusus yang diperuntukkan bagi ponpes, sebagai bentuk kesiapan saat menghadapi new normal, khususnya di lingkungan pondok.

Memang di ponpes ini, lanjut Ujang, luar biasa banyak santri yang datang dari berbagai daerah. Sementara fasilitas protokol kesehatan tidak terlalu mumpuni. Kemudian harus berhadapan dengan situasi dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

“Jadi kami minta kepada pemerintah daerah agar pondok pesantren difasilitasi. Ini dalam rangka menghadapi kenormalan baru, dan siapkan sisi perekonomian ponpes dalam menghadapi new normal tersebut,” pungkasnya


.Dedi J/Rdr

Jubir Penanganan Coronavirus Disease (Covid-19) Achmad Yurianto
JABARCENNA.COM | JAKARTA - Juru Bicara Penanganan Coronavirus Disease (Covid-19) Achmad Yurianto mengatakan hingga saat ini belum ditemukan vaksin definitif dengan standar internasional untuk pengobatan Covid-19.

Para ahli baik dunia maupun Indonesia masih bekerja keras untuk mengembangkan dan menemukan vaksin agar bisa segera digunakan.

“Sekarang satu-satunya cara yang kita lakukan bukan dengan menyerah tidak melakukan apapun, melainkan kita harus jaga produktivitas kita agar dalam situasi seperti ini kita produktif namun aman dari Covid-19, sehingga diperlukan tatanan yang baru,” kata Yuri Kamis (28/5/2020).

Menurut Yuri tatanan, kebiasaan, dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat inilah yang kemudian disebut sebagai new normal.

Cara yang dilakukan dengan rutin cuci tangan pakai sabun, pakai masker saat keluar rumah, jaga jarak aman dan menghindari kerumunan. Pihaknya berharap kebiasaan baru ini harus menjadi kesadaran kolektif agar dapat berjalan dengan baik.

“Siapapun yang mengelola tempat umum, tempat kerja, sekolah, dan tempat ibadah harus melakukan memperhatikan aspek ini, bahkan kita berharap harus menjadi kontrol terhadap kedisiplinan masyarakat,” kata Yuri.

Untuk merealisasikan skenario new normal, saat ini pemerintah telah menggandeng seluruh pihak terkait termasuk tokoh masyarakat, para ahli dan para pakar untuk merumuskan protokol untuk memastikan masyarakat dapat beraktivitas kembali namun tetap aman dari Covid-19.

Protokol ini bukan hanya dibidang ekonomi, namun juga pendidikan dan keagamaan, tentu bergantung pada aspek epidemologi dari masing-masing daerah, sehingga penambahan kasus positif bisa ditekan.




.Infopublik/IY
Diberdayakan oleh Blogger.