JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JABARCENNA.COM | SUKABUMI - Pemerintahan Desa Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi bersama Star Energy Geothermal Salak Pratama ltd, bangun tugu perbatasan Kalapanunggal - Cikidang.

Usai dibangunnya tugu tersebut, Sekertaris Daerah Kabupaten Sukabumi H. Iyos Somantri langsung meresmikan tugu yang menghubungkan dua desa tersebut.

"saya atas nama Pemerintah Daerah mengapresiasi pembangunan tugu batas antara Kalapanunggal dengan Cikidang yang telah direalisasikan atas kepedulian Pemdes sehingga batas wilayah bisa terlihat dengan jelas dan bangunannya cukup bagus" ucap Sekda usai pelaksanaan gunting pita. Senin (29/06)

Usai pelaksanaan peresmian tugu, Sekda bersama Kapolres Sukabumi AKBP. M. Lukman Syarif Melaunching Kampung Tangguh Tohaga Lodaya 2020 Untuk Menyambut Hut Bhayangkara Ke-74 serta Memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-27, di Desa Gunungendut Kalapanunggal.

Sebelumnya Sekda meninjau kegiatan akseptor KB, stand ketahanan pangan, pertanian dan peternakan, penyemprotan desinfektan dan peninjauan hasil budidaya vanili.

Launching Kampung Tangguh Tohaga Lodaya 2020 ditandai dengan pemukulan kentongan, dan masyarakat yang turut menyaksikan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Persiapan pelaksanaan menuju AKB untuk pencegahan dan pengendalian covid-19 kini diperkuat Polri dengan konsep Kampung Tangguh 

"untuk mewujudkan kampung tangguh harus tangguh SDM, tangguh kesehatan, tangguh logistik, tangguh informasi, tangguh keamanan, tangguh psikologi dan tangguh budaya"jelas sekda

Lanjutnya, kampung tangguh harus di awali dari peran serta masyarakat, diharapkan peringatan hari keluarga nasional ini sebagai amanah agar ketangguhan keluarga lebih membumi secara bertahap" ujar sekda

Sementara dikatakan Kapolres Sukabumi M. Lukman Syarif Pihaknya berharap dengan adanya kegiatan ini masyarakat khususnya Desa Gunungendut memiliki ketahanan diberbagai bidang secara baik. Pungkasnya

Hadir pada acara tersebut Kepala DPPKB, Kepala DPMD, Camat Kalapanunggal beserta jajaran Muspika dan tamu undangan lainnya.  (Sri Nenkli/Erik S)



JABARCENNA.COM | KUNINGAN - Pondok Pesantren Husnul Khotimah gelar Wisuda (Haflah) secara virtual.

Hal tersebut dilakukan karena melihat situasi Pandemi Covid-19 dan guna menghindari kerumunan massa.

Wisuda virtual yang dilaksanakan pada  Minggu (28/06/2020). Disiarkan melalui Channel Youtube HKTV Husnul Khotimah, Facebook dan Instagram Husnul Khotimah, dengan di ikuti peserta yang berjumlah 553 santri melalui aplikasi Zoom.

Hadir dalam acara tersebut Bupati Kuningan, H. Acep Purnama, SH., M.H. dan Orasi Ilmiah dari seorang Dai dan Ahli Tafsir Al Qur’an yang juga aktif sebagai Juri di Acara Hafidz Indonesia, Dr. Amir Faishol Fath MA.

Sementara itu, KH. Mulyadin, LC menyampaikan, ditengah pandemi saat ini, Ia bersyukur, jumlah santri yang mampu menyelesaikan Hafalan 30 Juz meningkat dari tahun sebelumnya. “Kalau tahun kemarin berjumlah 71 Santri, tahun ini meningkat menjadi 96 santri,” sebut Mulyadin.

Tasyakur Binikmah apa yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Husnul Khotimah telah memberikan kontribusi sejalan dengan Visi Kabupaten yaitu terwujudnya Kabupaten Kuningan yang Agamis. Dengan Visi Kuningan MAJU ( Makmur, Agamis dan Pinunjul).

“Saya merasa terharu dan sangat mengapresiasi apa yang dilakukan siswa-siswi santri ini dengan kemampuan menghafal Al-Quran. Wisuda ini sebagai bentuk penghormatan atas capaian yang anak-anak lakukan,” ungkap Bupati Kuningan, H. Acep Purnama, SH., MH,.

Senada dengan Ustadz Mulyadin, KH. Mu’tamad, Lc Al Hafidz mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaan buat para santri atas capaian tahun ini.

“Alhamdulillah atas izin dan karunia Allah SWT, tahun ini adalah tahun terbaik HK dalam bidang Hapalan Al Quran, sebanyak 96 santri bisa menyelesaikan tasmi´ 30 juz, dan yang luar biasa diantaranya ada 6 santri yang mampu mentasmi´kan hapalannya 30 juz sekali duduk dalam waktu sekitar 11 jam” ungkapnya.

Enam santri tersebut adalah Muhamad Fathi Mubarok (Kuningan ), Taqiyyudin Akrom (Palembang), Muhammad Ammar Al Amudi (Lampung ), Mushtofa Zuhad (Bontang), Fuad Azzam Jundana Harahap (Bandung) dan Muhammad Alif Raihan (Jombang). Ustadz Syafii, Lc Kanit TTQ Husnul Khotimah menambahkan, dari 6 orang santri tersebut, ada satu orang yang dapat hapal 30 juz dengan nomor ayat, letaknya, dan halamannya. Namanya M. Fathi Mubarok.

“Jadi Fathi terinspirasi Ustadz Adi Hidayat ketika ceramah dengan fasih bisa hafal letak dan nomor ayat Al Qur’an sehingga sejak itu Fathi bertekad untuk bisa menghafal surat dan nomor ayat,” terang Syafii. Semuanya berdoa semoga dengan diwisudanya 96 santri akan membawa keberkahan di pondok pesantren, juga di Kuningan dan Indonesia.

Diharapkan pula, para hafidz ini kelak akan memberikan mahkota cahaya kepada orang tua dan keluarganya sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Muadz Al-Juhani, RA. “Barangsiapa yang menghafal Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, maka akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota pada hari kiamat,” bunyi hadits yang diucapkan Mu’tamad.

.Iwan

JABARCENNA.COM | BANJAR - Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Banjar, Nana Suryana yang juga sebagai Wakil Walikota Banjar melakukan silaturahmi ke mapolres Banjar sekaligus melayangkan surat pengaduan terhadap pembakaran bendera PDIP di wilayah Jakarta.

Nana Suryana menegaskan, meskipun pelaku pembakaran bendera bukan di daerah kota Banjar namun pelaku harus di usut secara tuntas. Sabtu (27/6/2020)

"Saya ingin pelaku pembakaran bendera di usut, karena itu sudah menghina marwah partai kita". Ungkap Nana

Kejadian pembakaran tersebut terjadi saat aksi masa menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) di depan gedung DPR RI Jakarta.

"Saya ingin tau apa sih sebenarnya tujuan pembakaran bendera, bukankah yang mengusulkan RUU HIP itu ada 8 fraksi partai yang mengajukan bukan hanya dari PDIP saja". Tandasnya

Menurut Nana partai PDIP itu partai yang beradab serta terbentuk dengan penuh perjuangan juga partai yang legal.

"Kami akan tetap menjaga NKRI, kami tetap menjaga Pancasila sebagai dasar negara". Ungkapnya dengan tegas

Ia menambahkan bahwa secara politis bahwa RUU itu urusan DPR RI di pusat dan itu pun dari beberapa fraksi yang mengusulkan.

"Cuma di ujung tiba-tiba beberapa fraksi ada yang balik kanan, kami disini PDI Perjuangan yang di bawah hanya kena imbasnya". Katanya

Menanggapi dengan adanya demo atau unjuk rasa di Kota Banjar menurutnya itu tidak masalah karena itu haknya.

"Selama kami tidak diganggu, kami juga tidak akan pernah mengganggu, karena kami ingin menjaga Kota Banjar tetap kondusif". Tutur Nana


.Tema

JABARCENNA.COM | BANJAR - Sehubungan dengan munculnya Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang didalamnya terdapat upaya penyerapan PANCASILA menjadi TRISILA kemudian menjadi EKASILA dan mengganti Sila ke-1. Kini DPR RI mendapat desakan dari masyarakat. 

Bertempat di Alun-alun Kota Banjar tepatnya di depan Masjid Agung Kota Banjar, Masyarakat yang tergabung dalam Forum Umat Islam Kota Banjar menggelar kegiatan deklarasi, Sabtu (27/6-2020).

Kegiatan tersebut mendesak DPR RI dan Pemerintah pusat agar menghentikan pembahasan mengenai RUU HIP yang akan memicu kebangkitan paham komunis di Indonesia.

Dalam orasi nya KH. Muhtar Ghazali selaku ketua Forum Masyarakat Islam Kota Banjar menyampaikan dengan tegas menolak pembahasan RUU HIP.

"Kami masyarakat yang tergabung dalam forum umat Islam kota Banjar menolak keras pembahasan mengenai RUU HIP, karena bisa menimbulkan paham komunis di Indonesia". Kata Muhtar Ghazali saat orasi

Sedangkan menurut sekertaris Anton Nurman, upaya mengubah Pancasila menjadi EKASILA dan menjadi TRISILA adalah makar.

"Karena upaya mengubah Pancasila sebagai lambang negara itu termasuk makar". Ujar Anton

Menurutnya hasil dari deklarasi ini akan berlanjut, dengan memasang banner agar masyarakat tau bahwa paham komunis itu sangat di larang dan di kecam di Indonesia.

"Selanjutnya setelah deklarasi ini, akan berlanjut dijadikan banner dan di pasang di seluruh kota Banjar, supaya masyarakat Banjar peduli, karena anak-anak yang tidak mengerti bisa terbawa paham itu". Tambahnya

Karena bahayanya paham komunis akan menghalal kan segala cara, untuk bisa merebut kekuasan, maka dari itu dengan adanya upaya penyerapan PANCASILA menjadi TRISILA kemudian menjadi EKASILA di khawatirkan nantinya muncul revolusi budaya.


.Tema
Diberdayakan oleh Blogger.