Dipenanaman Pohon HPSN, Ada Mesin Pelebur Plastik


JABARCENNA.COM| KUNINGAN,- Rangkaian kegiatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2022 di Kab. Kuningan berlangsung dari tanggal 21 Pebruari – 22 Maret. Agendanya mulai dari Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Sampah Pedesaan, Uji Emisi Kendaraan, Bebersih secara masal, Penanaman Pohon dan penyerahan simbolis kepada Desa Tugu Mulya Kec. Darma sebagai desa inovasi daur ulang sampah plastik jadi paving block. Sedekah Sampah ASN dan penerima penghargaan sekolah Adiwiyata.

Kendati rangkaian kegiatan belum tuntas, hari puncaknya dilaksanakan 5 Maret di Desa Sayana Kec. Jalaksana. Hal ini mengacu pada surat edaran (SE) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengenai HPSN. Juga SE Gubernur Jawa Barat tentang Bulan Peduli Sampah dalam rangka HPSN. Kegiatan ini pun disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing.

“Meski belum selesai seluruh rangkaian kegiatan HPSN, seperti Bimtek Pengelolaan Sampah Pedesaan kan membutuhkan waktu sebab dilaksanakan sekabupaten. Yang penting, kita mengikuti tema nasional dalam HPSN ini yakni kelola sampah, kurangi emisi dan bangun proklim. Semua kegiatan saling keterkaitan satu sama lain,” papar Wawan Setiawan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kuningan.

Ia pun memberikan contoh, Bimtek pengelolaan sampah pedesaan dilaksanakan di kecamatan. Ada yang digabung beberapa kecamatan dan tidak. Inti kegiatan itu, Dinas LH mendorong supaya desa membangun unit usaha persampahan di dalam Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) dengan membentuk Bank Sampah.

Begitu pun di sekolah, karena sekolah juga diundang maka perlu membentuk Bank Sampah Siswa dan Bank Sampah ASN. Tujuannya mendorong masyarakat menabung sampah di Bank Sampah Unit (BSU), siswa juga menabung sampah di sekolahnya masing-masing dan aparatur sipil negara (ASN) juga menabung sampah di kantor masing-masing.

“Masyarakat, siswa dan ASN kita dorong menabung sampah di bank sampah, tujuannya satu yakni kita mengurangi volume sampah di wilayah masing-masing yang tidak tertangani oleh DInas Lingkungan HIdup. Segala keterbatasan Dinas LH dalam penanganan sampah, tentu harus menjadi pemacu masyarakat untuk bersikap dan mengelola sampah dengan baik,” ungkapnya.

Begitu pun dengan penanaman pohon, sambung Wawan, dengan banyaknya tumbuh pohon di Kab. Kuningan tentu dapat mengelola CO2 dengan baik. Sehingga manusia dapat menerima oksigen yang bersih. Bukan oksigen tercemar. Kita sudah memperkenalkan ke daerah lain sebagai kabupaten konservasi. Tentunya diharapkan setiap individu, komunitas dan masyarakat lebih peduli lingkungan dengan menanam pohon.

“Kita juga berharap kepada stakeholder, komunitas, dan pelaku usaha dan BUMD dan BUMN mampu berperan sesuai kapasitasnya masing-masing dalam pengelolaan sampah. Selama ini kita sudah bekerja sama dengan Ketua Penggerak PKK Kab. Kuningan, Bank Kuningan, komunitas lingkungan dan pelaku usaha permesinan yang mendorong pengolahan sampah secara mandiri,” ucapnya.

Bupati Kuningan, H. Acep Purnama, menyentil Dinas Lingkungan Hidup dengan sistem penanganan sampah di wilayah perkotaan. Ia memberikan contoh, sampah di Lembur Sukun Kel. Purwawinangun belum tertangani dengan baik. “Sampah di Lembur Sukun di atas trotoar dan itu kurang bagus jika diangkutnya telat. Ini perlu perhatian serius dari Dinas LH,” ungkapnya.

Meskipun demikian, Bupati Kuningan ikut mendorong pengelolaan sampah di desa-desa. Sebab sampah di pedesaan tidak tertangani. “Kita hanya melayani wilayah perkotaan dengan jumlah armada sampah terbatas. Dan itu pun belum maksimal. Sementara tempat pembuangan akhir (TPA) sudah overload dan ini harus dipikirkan dengan baik, solusinya,” ucapnya.

Supaya Kab. Kuningan, tidak menjadi kabupaten penghasil sampah. Maka tiap desa harus melaksanakan pengolahan secara mandiri. Untuk sampah organik buatlah tembokan ukuran enam kali enam atau lebih dengan tinggi satu meteran. Khusus untuk organik, kemudian sampah organik diguyur dengan molase organisma. Pengolahan secara sederhana itu, akan menghasilkan pupuk padat dan pupuk organik cair (POC).

“Sebenarnya caranya mudah membuat pupuk organik itu, hanya tinggal kemauan dan kemampuan desa dalam pengelolaannya. Saya tidak ingin hanya berbicara seremonial saja, tapi sudah berbicara pada tindakan atau action. Jangan hanya membesarkan seremonial tapi hasilnya nol. Ayo kita bekerja dan mengolah sampah secara baik supaya menghasilkan rupiah,” tegas Bupati Kuningan.


Pada kesempatan Penanaman Pohon di Desa Sayana Kec. Jalaksana, Bupati Kuningan dan Kepala Dinas Lingkungan HIdup Kab. Kuningan menyaksikan demo mesin portable peleleh sampah plastik. Sampah plastik yang selama ini jadi persoalan krusial dapat dihancurkan dengan cara dipanaskan di tabung sampai suhu 300 derajat celcius. Kemudian hasilnya menjadi serupa adonan.

“Mesin peleleh plastik ini, merupakan solusi sementara untuk mengatasi sampah skala kecil. Hal ini sudah dibuktikan oleh Desa Tugu Mulya Kec. Darma dengan menghancurkan plastik dan didaur ulang menjadi paving block. Ini menarik sebetulnya di Kab. Kuningan. Dari daur ulang ini bisa menghasilkan barang ekonomis. Jauhnya, bisa membuat meja kursi berbahan daur plastik, bahkan barang lain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.

Bupati Kuningan pun menyambut baik keberadaan mesin penghancur plastik. “Saya bangga orang Kuningan mampu berinovasi dengan mesin pengolah sampah. Namun harus dibuat juga tentang analisa usaha, analisa produksi dan analisa kelayakan. Supaya hasilnya bisa lebih baik, tidak hanya sekali pakai selesai,” tandasnya.

./Dedi J