Dapat Dana Bantuan Keuangan, Bidang Perikanan Diskanak Kuningan Alokasikan di Program Si Koboi Naek Kuda Poni


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,-
Upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kuningan khususnya yang berada di wilayah terkategori miskin ekstrim, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan lakukan beberapa terobosan guna memulihkan tingkat perekonomian masyarakat setelah dilanda Covid-19 beberapa tahun lalu.

Belum lama ini Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan melalui Bidang Perikanan menjalankan program Si Koboi Naik Kuda Poni.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan, Wawan Setiawan S.Hut.,MT melalui Kepala Bidang Peternakan, Denny Rianto, S.Pi.,M.Si pihaknya menjelaskan beberapa program yang telah digarapnya salah satu diantaranya adalah program "Si Koboi Naik Kuda Poni".

"Alhamdulillah di akhir tahun 2023 kemarin kita mendapat anggaran dari bantuan keuangan provinsi sebesar Rp2.250.000.000 (dua milyar dua ratus lima puluh juta) dan anggaran tersebut kita alokasikan untuk program Si Koboi Naik Kuda Poni", ucap Denny Jumat (12/1/2024) diruang kerjanya.

Dijelaskannya, terkait program Sistem Kolam Bioflok Optimalisasi Ideal Naikkan Ekonomi Keluarga Pelaku Budidaya Pondasi Nikmat Ilahi atau kita singkat (Si Koboi Naik Kuda Poni) ini menjadi bagian yang harus kita lakukan mengingat kita ketahui sendiri masih ada beberapa wilayah yang masih tergolong miskin ekstrim atau miskin sektor, dan program tersebut kita alokasikan kegiatannya di beberapa desa khususnya wilayah Kecamatan Darma.

Program ini juga sebagaimana tujuannya adalah bagaimana kita bisa meningkatkan tarap Ekonomi keluarga pelaku budidaya perikanan dan mengurangi pengangguran serta mendukung program KJA smart and smile sebagaimana yang telah diperbupkan oleh bapak bupati.

"Dalam prakteknya, kita bagaimana harus bisa mengurangi angka over load pelaku KJA dimana kawasan wilayah darma sendiri kita ketahui sedang dalam penataan pemerintah dimana KJA yang ada itu melebihi kapasitas", kata Denny

Tidak mudah memang mengalihkan pelaku budidaya KJA ke kolam darat, karena kita tidak bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat dengan secara seporadis. Disini butuh pendekatan dan pemahaman kepada masyarakat, dan tidak hanya itu sarana dan prasarananya pun harus kita pikirkan maka diri itu kita lakukan beberapa terobosan dengan melakukan peralihan kepada kolam Bioflok.

Salah satunya yang telah kita lakukan berada di Desa Paninggaran Kecamatan Darma, yang menjadikan kolam bioflok ini menjadi bagian yang baru untuk para KJA. Kedepan setelah adanya alhasil yang dilakukan dan terbukti mempunyai nilai perbedaan dan menghasilkan maka kita akan bisa melihat respon dari pelaku budidaya KJA lainnya sehingga harapan kedepan akan beralih dari KJA ke Kolam Bioflok, ungkapnya

"Target kita dengan bupati yang baru nanti, sebagaimana harapan kita lima tahun kedepan akan bisa selesai terkait permasalahan KJA. Sejauh ini kita masih bisa mengurangi saja, dan masih dalam penataan, terkait mengurangi penggunaan KJA secara menyeluruh kita masih belum bisa, kita tidak bisa lakukannya dengan cara sporadis karena para pelaku budidaya perikanan juga dilindungi sehingga ada batasan batasan hak yang harus diperhatikan". Pungkas Denny.



(Do2)