JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya


JabarCeNNa.com, Banjar - Polres Banjar turut melibatkan para bikers dalam acara syukuran HUT Satlantas Ke-63,  yang digelar di Mako Polresta Banjar, Jl. Siliwangi, Karangpanimbal, Purwaharja, Kota Banjar, Jumat, 28 September 2018.

Berbagai acara digelar, diantaranya senam 'zumba' untuk menjaga kesehatan dan kesegaran tubuh para anggota Satlantas Polres Banjar.

"Kegiatan ini kami laksanakan dalam rangka memperingati HUT Satlantas ke-63, kita melakukan senam agar kondisi tubuh sehat dan segar, terlebih menjelang Pileg dan Pilpres 2019 nanti, kondisi badan harus tetap dijaga. Olahraga bersama ini akan terus dilaksanakan secara rutin setiap minggunya dengan kegiatan yang berbeda-beda," kata Kapolres Banjar, AKBP Matrius, usai kegiatan senam.

Kegiatan  dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan tiup lilin. Kapolres selanjutnya memverikan pirongan kue kepada petugas Satlantas Polres Banjar tertua yakni, Ipda Toto dan yang termuda Bripda Arif.

"Hari ini kita menggelar acara HUT Satlantas ke 63, waktu tepatnya tanggal 22 September 2018 yang lalu, namun untuk kegiatan syukurannya kita gelar hari ini, tadi dengan menggelar senam zumba bersama dilanjut dengan kegiatan syukuran, dimana  kita akan memberikan penghargaan kepada para bikers di Kota Banjar yang menjuarai lomba mengaji dan adzan," kata  Matrius.

Untuk juara mengaji, bikers yang menjadi juara pertama dimenangkan oleh  Bungsu SKB, djuara dua, Egi SASUKE dan juara ketiga, Vitri MATIC LINE 77.

Sedangkan bikers juara adzan, untuk  juara pertama diraih Egi SASUKE, juara kedua Bungsu SKB, dan juara ketiga Erdi BYONIC. 

"Jadi di Banjar, bikers tidak identik dengan kebut-kebutan atau kegiatan begal, namun disini justru diisi dengan hal positif, diantaranya mengaji dan adzan, yang digelar bersama-sama." jelas Matrius.

Sementara itu Ketua Paguyuban Motor Banjar Patroman (PMBP), Deden Suryaman yang menaungi 75 club motor se-Kota Banjar, dengan jumlah 2100 bikers, mengutarakan program mengaji tersebut dilaksanakan kontinyu oleh PMBP sendiri.

"Jadi Alhamdulillah kami sudah satu tahun ini mengadakan lomba bikers mengaji yang digelar secara kerjasama dan sekaligus dibina oleh Satlantas Polres Kota Banjar, dan ini adalah ulang tahun yang ketiga kalinya kami ikuti dan kami menyambutnya secara suka cita," ungkapnya.

Lebih lanjut Deden berharap difasilitasi pembuatan SIM secara kolektif mengingat anggota bikers terus bertambah, dan diantaranya ada yang belum memiliki 

"Karena banyaknya member baru, yang sebagian belum memiliki SIM, kiranya bisa diakomodir, dan kami pun sempat berbincang dengan Kasatlantas agar bisa diadakan pembuatan SIM secara kolektif, sehingga anggota kami bisa memenuhi unsur berlalu lintas," harapnya.


.ao/tn


JabarCeNNa.com, Banjar - Jembatan Tanjungsukur yang membentang di atas Sungai Ciraos menghubungkan wilayah Tanjungsukur dengan Pangadegan di Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, dikeluhkan warga karena tidak ada pengamanya baik pada sisi kiri maupun kananya.

Karena tanpa pengaman, maka warga kerap menjadi korban jatuh ke sungai ketika melintas di atas jembatan tersebut.

Menurut salah seorang warga lingkungan Tanjungsukur, jembatan tersebut sangat vital, karena hanya dengan jembatan itulah warga di kedua lingkungan itu bisa berinteraksi.

"Hampir semua warga baik dari lingkungan Tanjungsukur maupun Pangadegan dalam beraktivitas melewati jembatan ini," kata Sri Hayati warga Lingkungan Tanjungsukur saat dihubungi, Sabtu, 29 September 2018.

Hal senada diungkapkan warga lainya, yakni Jaelani, menurut Jaelani jembatan ini sangat rawan kecelakaan karna tidak ada tembok pengamanya, baik pada sisi kiri dan kanan.

"Pernah terjadi belum lama ini, ada motor jatuh ke dalam sungai saat melintasi jembatan itu, dan itu sering karna jembatan tidak ada pengamanya," ucapnya.

Masyarakat sangat berharap jembatan tersebut diperbaiki, sehingga tidak akan ada lagi motor jatuh ke sungai, selain itu, insfrastruktur sugai Ciroas juga diperbaiki.

Ike, salah seorang ketua RT di lingkungan tersebut mengatakan bahwa perbaikan jembatan tersebut sudah diajukan lewat Musrenbang sebanyak 5 kali berturut-turut. 

"Tapi usulan warga itu tidak pernah terealisir," ungkap Ike.

Ike menambahkan, yang dikhawatirkan pihaknya adalah faktor keselamatan masyarakat pengguna jembatan tersebut.

"Karna sudah sering terjadi kecelakan jatuh ke dasar sungai, saya berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan ini," pungkasnya.

.ao/tn


JabarCeNNa.com, Kuningan - Gempa berkekuatan 7,5 SR yang disusul tsunami melanda Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah mengakibatkan sedikitnya 30 korban meninggal dunia dan ratusan lainya mengalami luka-luka serta ratusan bangunan rusak, Jumat, 28 September 2018.

"30 korban meninggal dunia di RSUD Palu, dan puluhan lainya mengalami luka-luja," kata Dirut RSUD Palu Adi Sujendra, Sabtu, 29 September 2018.

Di RSUD Poso, ratusan korban gempa memilih di raeat di luar rumah sakit, karena khawatir genpa susualan.

Gempa juga mengakibatkan listrik padam, sistim informasi terganggu, dan bandara Palu terganggu baik sistim navigasi maupun landasan pacunya.

Gempa mengakibatkan kota Donggala dan Palu yang gelap gulita, terisolir.

Presiden Joko Widodo menyatakan duka cita atas musibah yang melanda dan meminta warga Donggala dan Palu serta sekitarnya untuk tetap tenang namun tetap waspada akan gempa susulan.

"Saya dan kita semua mengucapkan duka cita atas terjadinya gempa dan tsunami di Donggala dan Palu dan di sekitarnya," kata Jokowi di kediamanya di Solo, Jawa Tengah, Jumat tengah malam, 28 September 2018.

Jokowi mengatakan pihaknya telah memerintahkan Menkopolhukam untuk mengordinasikan tindakan tanggap darurat.

"Saya telah perintahkan Menkopolhukam untuk mengoordinasikan BNPB dan yang lainya. Saya sudah telepon tadi ke panglima TNI untuk bersama-sama menangani, terutama yang berkaitan dengan penanganan darurat baik pencarian korban, evakuasi, dan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan," jelas Jokowi.

"Warga di Donggala, Palu dan sekitarnya saya himbau untuk tetap tenang namun tetap waspada atas gempa susulan," pesan Presiden.

Warga Kota Donggala dan Palu panik atas gempa yang kekuatanya mencapai 7,7 SR. Jika gempa berpusat di Donggala dan kekuatanya menghancurkan banyak bangunan, namun efek gempa yakni tsunami, lebih dahsyat menghantam Kota Palu.

Tim medis dari sejumlah instansi pemerintah sedang dalam perjalanan menuju Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Selain tim medis, sedang dikirimkan juga obat-obatan untuk para korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala.

"Kemenkes bergerak ke Palu bersama tim medis Dinas Kesehatan Sulbar dan Sulsel. Stock buffer obat di Makasar dan Manado digeser ke Palu dan Donggala," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui akun Twitter-nya, Sabtu (29/9).

Sutopo juga menjelaskan soal perkembangan para korban. Untuk mengantisipasi gempa susulan, para korban terpaksa harus dirawat di luar RS.

"Kondisi pasien dirawat di depan IGD Undata Palu pagi ini untuk mengantisipasi gempa susulan," ujar Sutopo.

Sutopo sendiri belum bisa memastikan berapa jumlah korban akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Saat ini BNPB masih terus melakukan pendataan.

TNI Bangun Posko dan Call Center

Dilain pihak TNI juga telah menerbangkan para prajuritnya yang terdiri dari para ahli medis yang membawa obat-obatan.

Tidak itu saja, TNI juga akan membuka call center bagi keluarga korban gempa dan tsunami Donggala dan Palu. Nantinya masyarakat dapat menggunakan call center untuk mengetahui kondisi keluarga di Donggala.

"Hari ini kita kordinasikan dengan danrem untuk segera membuka call center menampung pertanyaan dari keluarga yang mau mengetahui kondisi keluarga," ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dalam konpersnya, di lanud halim, Sabtu, 29 September 2018.

Selain itu, Hadi juga mengatakan akan membuka posko di dekat bandara untuk melayani berbagai pertanyaan. Menurutnya, informasi saat ini sangat penting bagi masyarakat. 

"Kita akan buka call center, Danrem akan membuka posko di dekat bandara, akan melayani pertanyaan dari masyarakat tentunya berkordinasi dengan stake holder lainnya. Informasi yang diperlukan bagi keluarga sangat penting, karena sarana komunikasi akses lumpuh," kata Hadi.


.tn


JabarCeNNa.com, Indramayu - Demo massa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-KAMIS) bentrok dengan polisi mengakibatkan puluhan orang luka-luka dan satu orang meninggal dunia di lokasi aksi di depan Pabrik Gula Jatitujuh, Indramayu Selatan, Kamis, 27 September 2018.

Aksi demo dilakukan warga karena warga merasa tanah mereka digarap pihak pabrik gula Jatitujuh tanpa hak.

Diperkirakan 2.000 massa turun aksi, dan melakukan orasi. Namun kemudian massa mendesak ingin masuk ke dalam pabrik untuk menemui manejemen pabrik. 

Keinginan massa untuk masuk ke dalam pabrik harus berhadapan dengan barikade polisi.
Mendapat halangan barikade, massa bukanya kendur, tetapi semakin emosional, sehingga terjadi aksi saling dorong.

Polisi pun melakukan penangkapan atas beberapa pentolan aksi yang dianggap memprovokasi aksi massa.

Penangkapan atas beberapa pentolan aksi, rupanya bukan meredakan aksi massa, tetapi malah membuat massa semakin beringas dan menuntut agar para pentolan massa dilepaskan 

Polisi mau tidak mau menuruti tuntutan massa, dan melepaskan para pentolan massa. 

Setelah pentolan massa dilepaskan, aksi massa tetap merangsek ingin masuk ke dalam pabrik. Polisi pun mencoba memukul aksi massa dengan semprotan air yang disemprotkan dari mobil water cannon.

Dalam aksi tersebut Kapolres Indramayu AKBP Arif Fajaruddin dan Kapolres Majalengka AKBP Noviana Tursanurohmad merasa perlu turun ke lapangan mengomandoi anak buahnya.

Tetapi massa yang dihantam semprotan air tetap tidak mundur dan terus merangsek, sehingga polisi terpaksa menembakan gas air mata untuk membubarkan konsentrasi massa.

Hasilnya, massa pun bubar dengan mata yang kepedihan. 

Di sela-sela aksi, Ketua F-KAMIS Taryadi menuturkan, massa menuntut agar pabrik gula Jatitujuh menghentikan kegiatan menanam tebu, baik di atas lahan yang berada di Indramayu maupun yang di Majalengka.

"Sebab lahan Rajawali II adalah milik rakyat dan yang berhak mengelolanya hanya rakyat saja,” tandas Taryadi.

Dikatakannya, lahan HGU seluas 6.000 hektare yang berada di Indramayu dan 5.000 hektare di wilayah Majalengka adalah lahan milik warga.

Ia meminta pihak PT Rajawali II untuk menuntaskan tuntutan massa dengan cara menghentikan aktivitas pabrik menanam tebu.

F KAMIS yang dipimpin Taryadi bersama 11 perwakilan lainnya akhirnya dapat melakukan audiensi dengan manejemen PT Rajawaki II yang mengelola PG Jatitujuh. Pihak manejemen diwakili salah seorang direksinya yakni, Muzamzam.

Pertemuan tersebut disepakati pihak PT Rajawali dan massa dari F-Kamis untuk tidak akan melakukan aktivitas garapan di lahan yang berada di Desa Amis, Jatisura, Tunggulpayung, Mulyasari hingga surat keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) keluar.

Selain itu, lanjut Kapolres, terkait kerjasama antara PG Jatitujuh dan Inkopad terhitung Kamis (27/9), tidak akan melakukan aktivitas lagi dan akan melaksanakan evaluasi terkait kerjasama di area lahan PG Jatitujuh, serta Plang-plang Inkopad yang sudah dipasang di area lahan tebu PG Jatitujuh akan segera dicabut oleh pihak Inkopad sendiri.

Namun demikian, aksi demo dan kesepakatan-kesepakatan itu harus dibayar mahal dengan jatuhnya satu orang korban meninggal dunia.

Korban meninggal, Sukra, warga Desa Lemahayu, Kertasemaya, Kabupaten Indramayu. Korban memang selama ini dikenal mengidap penyakit asma. 

Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Korban diduga kuat meninggal karena penyakit asmanya kumat ketika aksi demo berlangsung.


.jamal/tn
Diberdayakan oleh Blogger.