JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JAKARTA – Ustaz Abdul Somad (UAS) menyayangkan adanya tafsir politik terhadap silaturahim yang dilakukannya kepada ulama-ulama sepuh belakangan ini. Mubaligh tersebut menuturkan latar belakang di balik kunjungannya ke kediaman KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) yang berlangsung pagi ini, Sabtu (9/2).

Semua bermula pada Oktober 2017 lalu. Saat itu, UAS diundang salah seorang sahabatnya, Gus Awis, ke acara haul Gus Dim (KH Dimyathi Romly). Sebagai informasi, Kiai Dimyathi Romly merupakan tokoh Nahdliyin dan juga mursyid tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.

Almarhum yang wafat pada 18 Mei 2016 itu berasal dari Jombang, Jawa Timur. Dia dikenal juga sebagai pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso. Adapun Gus Awis merupakan putra dari Kiai Dimyathi. Antara Gus Awis dan UAS sudah terjalin persahabatan terutama sejak sama-sama belajar di Universitas al-Azhar, Mesir.

Oleh karena itu, lanjut UAS, rangkaian kunjungan kali ini atau awal Februrari 2019 tidak lepas dari undangan dari Gus Awis. Pada saat itulah, terbersit keinginan untuk sekaligus bertamu ke rumah ulama-ulama legendaris di Jawa Tengah.

“Nanti sekalian sowan ke Mbak Moen, Gus Mus, Habib Luthfi bin Yahya, dan ulama-ulama sepuh. Janji ini pada 16 bulan lalu. Janji itu baru terwujud hari ini,” kata Ustaz Abdul Somad saat dihubungi Republika, Sabtu (9/2) petang.

Menurut alumnus S-2 Darul Hadits (Maroko) itu, tidak elok bila silaturahim antar-sesama Muslim seketika dikait-kaitkan dengan kepentingan politik praktis. Apalagi, yang dikunjungi adalah alim ulama yang merupakan pengayom seluruh umat Islam di Indonesia, tanpa memandang preferensi politik apa pun.

“Silaturahim ke ulama-ulama merupakan tradisi baik. Maka itulah dilaksanakan UAS di manapun berada,” tegas peraih anugerah Tokoh Perubahan Republika 2017 itu.

Pada akhirnya, dia berharap terhindar dari segala macam berita bohong atau isu-isu yang simpang-siur. “Semoga kita diselamatkan oleh Allah Ta’ala dari isu, hoaks, dan kepentingan manusia yang tidak baik,” ucapnya.

Seperti diketahui, safari dakwah UAS dalam dua hari belakangan menuai perhatian umum. Pada Jumat (8/2) lalu, dia diterima Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah. Dalam pertemuan ini, pemimpin Jamiyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) tersebut menyambutnya dengan begitu hangat. Bahkan, Habib Luthfi menggelarinya dengan sebutan “Syekh Abdusshamad.”

“Ungkapan Habib Luthfi bin Yahya itu saya anggap cara beliau mengangkat nama saya,” ujar UAS.

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu juga menawarkan kepada UAS agar bersedia menjadi anggota JATMAN. “Tapi, belum ada realisasinya, masih sedang dipertimbangkan untuk masuk di posisi mana,” ujar KH Wahfiuddin, Mudir Am JATMAN, dalam pesan singkat kepada Republika, Sabtu (9/2).

Selanjutnya, pada Sabtu (9/2) pagi, UAS berkesempatan silaturahim dengan KH Maimoen Zubair di Pondok Pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang. Dalam foto-foto yang diterima Republika, tampak UAS mencium tangan Mbah Moen dengan penuh hormat. Yang disalami pun menerimanya dengan hangat.

Ustaz Abdul Somad silaturahim kepada Mbah Moen (KH Maimoen Zubair) pada Sabtu (9/2) pagi ini.

Pertemuan singkat itu ditutup dengan doa bersama. Dosen UIN Suska Riau itu menuturkan, dirinya mendapatkan banyak sekali nasihat dari Mbah Moen.

“Nasihat tentang cara membaca hikmah di balik takdir. Ketetapan Allah itu indah. Kami juga belajar ilmu tawadhu'. (Mbah Moen sempat mengatakan) ‘Saya ini bukan kiai, saya ini awam.’ Masya Allah,” katanya.

Selanjutnya, UAS mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. Tampak di foto-foto yang diterima Republika, para pimpinan dan santri Tebuireng menerima UAS dalam suasana yang akrab. 

UAS pun mengaku bersyukur karena diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk terus meningkatkan silaturahim dengan tokoh-tokoh umat.“Alhamdulillah, silaturrahim dengan Gus Solah dan keluarga-keluarga,” kata dia.

Sebelum usai acara, KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) mewakili lembaga pendidikan tersebut sempat menyerahkan cinderamata kepada sang tamu.

“Pesan beliau (Gus Solah), agar tetap menjaga persatuan. Lihat titik-titik persamaan. Perkecil perbedaan. Selain itu, beliau juga berpesan supaya kita melanjutkan perjuangan Hadratus Syekh Hasyim Asya’rie,” papar alumnus Universitas al-Azhar (Mesir) itu.

Masih di lokasi yang sama, UAS lalu berziarah ke makam KH Hasyim Asya’rie dan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Makam keduanya memang terletak di kompleks Ponpes Tebuireng.


Sumber: Republika

JabarCeNNa.com, Cianjur - Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Barat, Jumat, 8 Februari 2019, menyerahkan 42 Surat Keputusan (SK) Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) dan Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (KULIN KK). SK tersebut diperuntukkan bagi 8.941 kepala keluarga (KK) yang berada di Provinsi Jawa Barat dengan total luas lahan 13.976,28 hektare.

"Artinya 1 KK mendapatkan kurang lebih 1,5 hektare. Dulu-dulu lahan ini banyak dibagikan kepada yang gede-gede. Sekarang kita berikan kepada rakyat dalam bentuk surat keputusan seperti ini. Ini untuk 35 tahun, tapi status hukumnya jelas," kata Presiden di Wana Wisata Pokland, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur.

Presiden mengingatkan agar lahan yang diberikan benar-benar dikelola secara produktif. Ia pun mempersilakan masyarakat penerima untuk menanam berbagai jenis komoditas pertanian maupun perkebunan mulai dari kopi, padi, pala, hingga durian

"Tapi saya ingatkan, kalau sudah kita berikan seperti ini, jangan dipikir tidak saya cek. Setiap tahun akan saya cek ini, digunakan atau tidak, ditelantarkan atau tidak, produktif atau tidak," tegasnya.

Meskipun negara Indonesia memiliki tanah yang subur, Kepala Negara juga berpesan agar masyarakat mau bekerja keras dalam mengelola lahannya. Ia ingin agar tanaman betul-betul diperhatikan sehingga terawat dan tidak kena hama.

"Inilah tugas kita bersama untuk menjadikan setiap lahan yang kita miliki itu produktif. Terus akan kita kerjakan, tidak hanya di Provinsi Jawa Barat, tapi juga di provinsi-provinsi yang lain," tandasnya.
Mengutip siaran pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, realisasi distribusi pemberian akses kelola kepada masyarakat sampai dengan 31 Januari 2019 mencapai 2.531.277,13 Ha, atau sebanyak 5.454 Unit SK bagi 601.892 KK diseluruh Indonesia. Khusus Provinsi Jawa Barat, hingga 31 Januari 2019 pemerintah telah memberikan akses kelola Hutan Sosial seluas 26.572,87 bagi 15.427 KK.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam acara ini antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

.KSP/red

JabarCeNNa.com, Jakarta - Menghadiri peringatan Hari Pers Nasional di Surabaya, 9 Februari 2019, Presiden Joko Widodo menyatakan telah menangani pencabutan remisi atas pembunuhan wartawan Radar Bali AA Gde Bagus Narendra Prabangsa dengan mengeluarkan Keputusan Presiden baru mencabut remisi terhadap pelaku yakni I Nyoman Susrama.

“Sudah saya tanda tangani,” kata Presiden menjawab pertanyaan wartawan perihal remisi tersebut.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, pembatalan remisi yang ditandatangani Presiden Joko Widodo menunjukkan kepedulian dan komitmen Pemerintah dalam melindungi keselamatan pekerja media dalam menjalankan tugas -tugasnya.

Mantan Wakil Gubernur Lemhanas itu menambahkan, “Rasa keadilan di tengah-tengah masyarakat menjadi poin perhatian Presiden.”

“Presiden tidak menutup hati terhadap kegelisahan dari para wartawan dan pekerja media. Mereka harus mendapatkan perlindungan saat bertugas. Presiden juga sudah mendengar masukan dari mana-mana. Dan saya kira itu keputusan yang terbaik bagi kita semua,” kata Moeldoko.

Panglima TNI 2013-2015 ini menambahkan, kasus ini tidak bisa dilihat sepotong-sepotong, karena pengajuan remisi kepada ratusan narapidana dengan kasus yang berbeda-beda.

Kasus pembunuhan yang menghilangkan nyawa Prabangsa sendiri terjadi pada 11 Februari 2009 silam di kediaman Nyoman Susrama yang berlokasi di Banjar Petak, Bangli. Motifnya adalah kekesalan Nyoman Susrama kepada Prabangsa karena pemberitaan wartawan Radar Bali Jawa Pos Group tersebut.

Setelah mendapatkan putusan pengadilan tetap dan pelaku menjalani hukumannya, dalam perjalanannya kemudian ada proses remisi terhadap yang bersangkutan.

Pengajuan remisi terhadap Susrama datang bersamaan dengan puluhan narapidana lainnya. Kementerian Hukum dan HAM memberikan tanda merah, kuning, hijau untuk berkas yang perlu mendapatkan atensi lebih dari Presiden. Ketika itu, remisi Susrama tidak diberi label itu, karena pemberian tersebut sifatnya sudah sesuai prosedur.

Presiden melihat dan mendengar tanggapan, keberatan dan aspirasi public atas remisi tersebut. Presiden Jokowi juga meminta Menkumham bekerja lebih teliti dan meninjau ulang pemberian remisi untuk Susrama, mengingat kasus ini tak hanya berkaitan dengan perlindungan keamanan para pekerja media, tetapi upaya menjaga kemerdekaan pers, sekaligus mencerminkan rasa keadilan di tengah masyarakat.

.KSP/red

JabarCeNNa.com, Banjar- Jelang pelaksanaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas dan Konbes NU) 27 Februari -3 Maret 12019, panitia tengah mempersiapkan segala hal untuk suksesi kegiatan tersebut. Salah satunya yakni dalam segi persiapan kelistrikan. Persiapan kelistrikan sangat penting dan harus dipastikan selama acara berlangsung pasokan listrik mencukupi.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Tim Teknis Daerah Panitia Munas dan Konbes NU 2019 Aan Ansori saat ditemui di Sekretariat, Kamis (7/2). Dirinya menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak PLN Kota Banjar guna mempersiapkan kelistrikan di lokasi dipastikan aman selama kegiatan berlangsung.

"Saya sudah melakukan koordinasi dengan PLN selaku yang punya kewenangan dalam kelistrikan, supaya dapat memastikan kebutuhan listrik selama kegiatan Munas dapat terpenuhi," terangnya

Sementara itu, Supervisor Teknik PLN Unit Layanan Pelanggan Kota Banjar Doddy Prastio mengatakan, bahwa dirinya sudah melakukan survey ke lokasi guna memperkirakan jumlah daya yang harus disiapkan untuk memasok kelistrikan pada acara. 

"Kami sudah melakukan survey untuk persiapan Munas NU, akan kami persiapkan semaksimal mungkin," katanya.

Doddy menuturkan, Melihat pelaksanaan kegiatan yang sudah tidak lama lagi, dirinya akan mengerjakan tugasnya secepat mungkin. Sehingga ketika pelaksanaan berlangsung, hal yang mendukung dalam sisi kelistrikan dapat dipastikan aman. 

"Mudah-mudahan kami bisa tarik cepat sebelum pelaksanaan Munas," tuturnya.

Doddy juga menegaskan bahwa pihaknya akan mendukung semaksimal mungkin dalam sisi kelistrikan, supaya kebutuhan listrik selama Munas terpenuhi. Selain itu juga akan melakukan segala antisipasi guna menangkal hal-hal yang tidak diinginkan selama kegiatan berlangsung.

"Kami mendukung semaksimal mungkin dalam sisi kelistrikannya dan akan antisipasi semaksimal mungkin guna antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," tegasnya.


.Ao
Diberdayakan oleh Blogger.