JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JabarCeNNa.com, Banjar Sebanyak 53 orang personel Batalyon Infanteri Raider 323/BP Kostrad mengikuti acara pelepasan untuk melaksanakan tugas operasi. 

Acara pelepasan sudah menjadi tradisi di Rider BP untuk melepas prajurit yang akan melaksanalan tugas luar. pelepasan puluhan anggota Yonif Raider 323/BP Kostrad dilaksanakan di halaman Mako Yonif Raider 323, Kota Banjar Senin, (11/2/19). Danyonif Raider 323, Letkol Inf Agust Jovan Latuconsina, M. Si. (Han) pimpin langsung acara pelepasan. 

Berdasarkan informasi, terhitung mulai pertengahan bulan ini sebanyak 53 orang personel Buaya Putih akan dikirim melaksanakan tugas operasi Pengamanan Perbatasan RI-PNG yang tergabung dalam Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna. Hal ini pun dibenarkan oleh Danyonif Raider 323/BP Kostrad.

Usai pelepasan, Letkol Inf Agust Jovan Latuconsina mengatakan, pelepasan seperti ini adalah suatu tradisi kebanggaan bagi setiap prajurit yang akan melaksanakan tugas operasi.

"Selain sebagai ungkapan selamat bertugas dari seluruh personel, acara tradisi juga dimaknai sebagai rasa kecintaan terhadap satuan Yonif Raider 323/BP Kostrad", ungkapnya

Menurut Jovab, Beberapa bulan lalu seperti diketahui adanya penonjolan tingkat ancaman keamanan di wilayah Papua. 

"Didasari hal itu lah, Kostrad sebagai pasukan pemukul TNI AD diberangkatkan untuk mengembalikan kondusivitas keamanan di wilayah Papua. Disana Satgas Yonif Raider 321 akan melakukan tugas pengamanan di sepanjang perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini, selain itu guna menjamin keamanan demi kelancaran pembangunan infrastruktur di wilayah Papua", Imbuhnya

Danyon berpesan kepada para anggotanya yang akan berangkat ke daerah operasi, untuk senantiasa menjaga faktor keamanan selama bertugas.

"tetap waspada, dan tidak lupa berdoa kepada Tuhan YME agar selalu diberikan perlindungan dan keberhasilan",Pungkasnya

.Ao

JabarCeNNa.com, - Pemerintah mencanangkan target peningkatan populasi kendaraan bertenaga listrik atau hybrid pada 2025 mencapai 2.200 unit mobil dan 2,1 juta unit sepeda motor, berdasar data yang dihimpun di Surabaya, Minggu, 10 Februari 2019. 

Energi Baru Terbarukan (EBT) dan kendaraan listrik akan menjadi salah satu faktor yang bakal mempengaruhi tatanan perekonomian di masa depan, menurut Menteri ESDM Ignasius Jonan sebelumnya. 

"Ada empat industri yang akan sangat berkembang besar, yaitu online, artificial intelligent, kendaraan listik dan Energi Baru Terbarukan," kata Jonan.

Masuknya motor listrik dan Energi Baru Terbarukan (EBT) tercermin dari makin meningkatnya nilai investasi yang masuk dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2017 nilai investasi EBT sebesar 1,34 miliar dolar AS. Kemudian naik lagi di tahun 2018 yaitu 1,6 miliar dolar As. "Sektor EBT ini makin lama makin meningkat," tegas Jonan. 

Naiknya investasi tersebut tak lepas dari adanya penandatanganan 74 kontrak Power Purchase Agreement (PPA) dengan kapasitas pembangkit sebesar 1.576 Mega Watt (MW) yang terjadi sejak tahun 2017 hingga 2018. Tak hanya itu, pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT pun meningkat. 

Kini, pemerintah pun gencar membangun pembangkit listrik berbasis EBT dan ekspansi penggunaan motor listrik demi menjawab tantangan global dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan domestik.

Tahun 2019 Pemerintah sendiri menargetkan nilai investasi 1,9 miliar dolar AS dari sektor EBTKE. 

Terkait kendaraan listrik, komitmen Pemerintah Indonesia adalah dengan mendatangkan teknologi EV dan menuangkannya dalam Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional. 

Di samping itu, pemerintah juga sedang merancang Peraturan Presiden tentang Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik untuk Transportasi Jalan.

Dari empat komponen tadi, tantangan terbesar menurut Jonan adalah memberikan akses energi kepada semua lapisan masyarakat dengan harga terjangkau sesuai sila ke-5, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Tagline pemerintah di bidang energi, menyediakan energi secara merata dengan harga terjangkau.Kalau energi ada tapi tidak terjangkau, buat apa," jelasnya.


Ant

JAKARTA – Ustaz Abdul Somad (UAS) menyayangkan adanya tafsir politik terhadap silaturahim yang dilakukannya kepada ulama-ulama sepuh belakangan ini. Mubaligh tersebut menuturkan latar belakang di balik kunjungannya ke kediaman KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) yang berlangsung pagi ini, Sabtu (9/2).

Semua bermula pada Oktober 2017 lalu. Saat itu, UAS diundang salah seorang sahabatnya, Gus Awis, ke acara haul Gus Dim (KH Dimyathi Romly). Sebagai informasi, Kiai Dimyathi Romly merupakan tokoh Nahdliyin dan juga mursyid tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.

Almarhum yang wafat pada 18 Mei 2016 itu berasal dari Jombang, Jawa Timur. Dia dikenal juga sebagai pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso. Adapun Gus Awis merupakan putra dari Kiai Dimyathi. Antara Gus Awis dan UAS sudah terjalin persahabatan terutama sejak sama-sama belajar di Universitas al-Azhar, Mesir.

Oleh karena itu, lanjut UAS, rangkaian kunjungan kali ini atau awal Februrari 2019 tidak lepas dari undangan dari Gus Awis. Pada saat itulah, terbersit keinginan untuk sekaligus bertamu ke rumah ulama-ulama legendaris di Jawa Tengah.

“Nanti sekalian sowan ke Mbak Moen, Gus Mus, Habib Luthfi bin Yahya, dan ulama-ulama sepuh. Janji ini pada 16 bulan lalu. Janji itu baru terwujud hari ini,” kata Ustaz Abdul Somad saat dihubungi Republika, Sabtu (9/2) petang.

Menurut alumnus S-2 Darul Hadits (Maroko) itu, tidak elok bila silaturahim antar-sesama Muslim seketika dikait-kaitkan dengan kepentingan politik praktis. Apalagi, yang dikunjungi adalah alim ulama yang merupakan pengayom seluruh umat Islam di Indonesia, tanpa memandang preferensi politik apa pun.

“Silaturahim ke ulama-ulama merupakan tradisi baik. Maka itulah dilaksanakan UAS di manapun berada,” tegas peraih anugerah Tokoh Perubahan Republika 2017 itu.

Pada akhirnya, dia berharap terhindar dari segala macam berita bohong atau isu-isu yang simpang-siur. “Semoga kita diselamatkan oleh Allah Ta’ala dari isu, hoaks, dan kepentingan manusia yang tidak baik,” ucapnya.

Seperti diketahui, safari dakwah UAS dalam dua hari belakangan menuai perhatian umum. Pada Jumat (8/2) lalu, dia diterima Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah. Dalam pertemuan ini, pemimpin Jamiyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) tersebut menyambutnya dengan begitu hangat. Bahkan, Habib Luthfi menggelarinya dengan sebutan “Syekh Abdusshamad.”

“Ungkapan Habib Luthfi bin Yahya itu saya anggap cara beliau mengangkat nama saya,” ujar UAS.

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu juga menawarkan kepada UAS agar bersedia menjadi anggota JATMAN. “Tapi, belum ada realisasinya, masih sedang dipertimbangkan untuk masuk di posisi mana,” ujar KH Wahfiuddin, Mudir Am JATMAN, dalam pesan singkat kepada Republika, Sabtu (9/2).

Selanjutnya, pada Sabtu (9/2) pagi, UAS berkesempatan silaturahim dengan KH Maimoen Zubair di Pondok Pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang. Dalam foto-foto yang diterima Republika, tampak UAS mencium tangan Mbah Moen dengan penuh hormat. Yang disalami pun menerimanya dengan hangat.

Ustaz Abdul Somad silaturahim kepada Mbah Moen (KH Maimoen Zubair) pada Sabtu (9/2) pagi ini.

Pertemuan singkat itu ditutup dengan doa bersama. Dosen UIN Suska Riau itu menuturkan, dirinya mendapatkan banyak sekali nasihat dari Mbah Moen.

“Nasihat tentang cara membaca hikmah di balik takdir. Ketetapan Allah itu indah. Kami juga belajar ilmu tawadhu'. (Mbah Moen sempat mengatakan) ‘Saya ini bukan kiai, saya ini awam.’ Masya Allah,” katanya.

Selanjutnya, UAS mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. Tampak di foto-foto yang diterima Republika, para pimpinan dan santri Tebuireng menerima UAS dalam suasana yang akrab. 

UAS pun mengaku bersyukur karena diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk terus meningkatkan silaturahim dengan tokoh-tokoh umat.“Alhamdulillah, silaturrahim dengan Gus Solah dan keluarga-keluarga,” kata dia.

Sebelum usai acara, KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) mewakili lembaga pendidikan tersebut sempat menyerahkan cinderamata kepada sang tamu.

“Pesan beliau (Gus Solah), agar tetap menjaga persatuan. Lihat titik-titik persamaan. Perkecil perbedaan. Selain itu, beliau juga berpesan supaya kita melanjutkan perjuangan Hadratus Syekh Hasyim Asya’rie,” papar alumnus Universitas al-Azhar (Mesir) itu.

Masih di lokasi yang sama, UAS lalu berziarah ke makam KH Hasyim Asya’rie dan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Makam keduanya memang terletak di kompleks Ponpes Tebuireng.


Sumber: Republika

JabarCeNNa.com, Cianjur - Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Barat, Jumat, 8 Februari 2019, menyerahkan 42 Surat Keputusan (SK) Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) dan Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (KULIN KK). SK tersebut diperuntukkan bagi 8.941 kepala keluarga (KK) yang berada di Provinsi Jawa Barat dengan total luas lahan 13.976,28 hektare.

"Artinya 1 KK mendapatkan kurang lebih 1,5 hektare. Dulu-dulu lahan ini banyak dibagikan kepada yang gede-gede. Sekarang kita berikan kepada rakyat dalam bentuk surat keputusan seperti ini. Ini untuk 35 tahun, tapi status hukumnya jelas," kata Presiden di Wana Wisata Pokland, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur.

Presiden mengingatkan agar lahan yang diberikan benar-benar dikelola secara produktif. Ia pun mempersilakan masyarakat penerima untuk menanam berbagai jenis komoditas pertanian maupun perkebunan mulai dari kopi, padi, pala, hingga durian

"Tapi saya ingatkan, kalau sudah kita berikan seperti ini, jangan dipikir tidak saya cek. Setiap tahun akan saya cek ini, digunakan atau tidak, ditelantarkan atau tidak, produktif atau tidak," tegasnya.

Meskipun negara Indonesia memiliki tanah yang subur, Kepala Negara juga berpesan agar masyarakat mau bekerja keras dalam mengelola lahannya. Ia ingin agar tanaman betul-betul diperhatikan sehingga terawat dan tidak kena hama.

"Inilah tugas kita bersama untuk menjadikan setiap lahan yang kita miliki itu produktif. Terus akan kita kerjakan, tidak hanya di Provinsi Jawa Barat, tapi juga di provinsi-provinsi yang lain," tandasnya.
Mengutip siaran pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, realisasi distribusi pemberian akses kelola kepada masyarakat sampai dengan 31 Januari 2019 mencapai 2.531.277,13 Ha, atau sebanyak 5.454 Unit SK bagi 601.892 KK diseluruh Indonesia. Khusus Provinsi Jawa Barat, hingga 31 Januari 2019 pemerintah telah memberikan akses kelola Hutan Sosial seluas 26.572,87 bagi 15.427 KK.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam acara ini antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

.KSP/red
Diberdayakan oleh Blogger.