Terkait Program Sanimas IDB, Ridwan sang Kordinator Fasilitator Garuk Uang Honor

JabarCeNNa.com, Kuningan -- Sebanyak 28 Desa di Kabupaten Kuningan merasa resah akibat terlalu lama menunggu Program Sanimas IDB (Islamic Development Bank) yang tak kunjung terealisasikan.

Pengajuan program tersebut nyatanya dari setahun yang lalu sudah diajukan dan melalui beberapa tahap hingga akhirnya program tersebut di informasikan akan segera terealisasikan namun pada kenyataannya program yang merupakan bantuan dari luar negeri tersebut bisa di bilang Kandas.

Adanya unsur pemanfaatan oleh pihak Fasilitator

Keresahan mulai muncul disaat kejelasan informasi perihal program IDB tersebut tak tersampaikan oleh pihak dinas atau Fasilitator yang menangani hal tersebut.

Dari ke 28 Desa yang mengajukan program IDB tersebut hanya beberapa desa yang tahu bahwa program IDB tersebut di batalkan. Informasi yang berkembangpun sesuai informasi yang ada tidak di beritahukan secara menyeluruh.

Seperti apa yang dikatakan oleh Kepala desa Kadugede Kecamatan Kadugede, Dadang, pihaknya mengatakan sejauh ini kita mempertanyakan program tersebut cuman ketika saya mendengar bahwa program tersebut di batalkan maka otomatis mempertanyakan hasil dari selama pengajuan dan lain sebagainya itu mau bagaimana? "ungkapnya

Lanjutnya, desa telah mengeluarkan beberapa anggaran untuk menyambut program tersebut karena pihak kita selalu berkoordinasi dengan pihak fasilitator bahkan dalam proses pengajuan tersebut tidak sedikit anggaran yang dikeluarkan baik untuk biaya sosialisasi ke masyarakat, pembuatan akta, rekening, bahkan karena fasilitator belum mendapatkan honor, pihak desapun memberikan bayaran untuk honor pasilitator sesuai permintaan dari pihak fasilitator. kalo dijumlahkan anggaran yang telah keluar itu sekitar 13 juta yang saya tahu ada 3 desa yang dipinta uang oleh fasilitator ini dengan jumlah yang variatif "katanya Rabu (30/7/2017)

"Yang melakukan tersebut adalah koordinator fasilitator Ridwan"ucap dadang

Tanggapan Kepala Dinas 

Mengenai tidak terealisasinya program IDB, Kepala Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan (DPRPP) Kabupaten Kuningan H.M. Ridwan Setiawan, MH, M.Si saat dikonfirmasi benerapa rekan Media, pihaknya mengatakan bahwa pembatalan sejumlah Desa untuk menerima bantuan tersebut bukanlah kewenangan Dinas, melainkan secara langsung oleh pihak IDB.

Pembatalan tersebut, kata Ridwan, dikarenakan Desa-Desa tersebut tidak memenuhi ketentuan yang ada dalam Petunjuk teknis (Juknis) penerima bantuan.

Menurut Ridwan, dalam Juknis memang dijelaskan bahwa sasaran penerima bantuan tersebut adalah wilayah perkotaan, sehingga dari 28 Desa dan Kelurahan hanya 2 yang pada akhirnya menerima bantuan.

"Sesuai Juknis, sasaran utama program ini memang wilayah perkotaan," ungkapnya.

Diakui Ridwan, pemasukan sejumlah Desa untuk menerima bantuan ini sebelumnya telah dikonsultasikan dengan pihak IDB, meski memang tidak memenuhi prasyarat wilayah perkotaan. Menurutnya pihak IDB tidak mempermasalahkan hal tersebut karena memang melihat dari skala prioritas.

Namun, setelah adanya pergantian pimpinan ternyata kebijakan tersebut tidak bisa direalisasikan karena harus tetap mengacu kepada Juknis yang ada sehingga sejunlah Desa harus rela tereliminasi dari daftar penerima bantuan tersebut.

"Kami pun tidak bisa berbuat apa-apa, karena memang kebijakan yang awal tidak bisa diterima oleh pihak IDB," ungkap Ridwan.

Soal tidak adanya pemberitahuan dari pihak Dinas, Ridwan mengaku akan segera memanggil berbagai pihak yang terkait program ini, terutama pihak fasilitator guna mengklarifikasi dugaan adanya pungutan kepada Desa.

"Dalam waktu dekat kita akan panggil semua pihak terutama fasilitator guna mengklarifikasi hal yang saat ini menjadi polemik," tandasnya.

Saling Lempar Jawaban

Sementara itu, Hana, pendamping program IDB saat dikonfirmasi melalui sambungan seluler menyatakan bahwa program IDB yang sekarang gagal dan berubah program menjadi IDB Perkotaan.

“Kalau terkait dokumen akta itu ada di pihak desa. Sedangkan rekening betul ada di saya. Sementara, terkait untuk honor pendamping pihaknya tidak pernah menerima sepeserpun dari fasilitator (Ridwan),” pungkasnya.

.Iwan